Direktur sekaligus pendiri Papua Language Institut alias PLI, Samuel Tabuni yang sedang menjadi salah satu delegasi dari Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat mengikuti program pelatihan oleh Young SouthEast Asian Leaders Anitiative (YSEALI) berbincang akrab bersama Dubes RI untuk Amerika Serikat, HE. Budi Bowoleksono saat diskusi soal mahasiswa Papua di Washington DC.

WASHINGTON (PB) : Sebagai bentuk perhatian yang tinggi pada mahasiswa Papua yang sedang menimba ilmu di Negara Amerika Serikat, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Negara berjuluk “Paman Sam” itu, HE. Budi Bowoleksono pada Jumat 13 Oktober 2017 menyempatkan diri berdiskusi bersama mahasiswa asal Papua yang berada disana.

Hadir dalam kesempatan yang luar biasa itu, Direktur sekaligus pendiri Papua Language Institute alias PLI, Samuel Tabuni yang sedang dalam kesempatan menjadi salah satu delegasi dari Indonesia yang saat ini tengah berada di Washington DC, Amerika Serikat mengikuti 7 minggu program pelatihan yang di selenggarakan oleh Young SouthEast Asian Leaders Anitiative (YSEALI).

YSEALI adalah suatu organisasi misi Amerika Serikat untuk negara-negara ASEAN dengan tujuan membangun kemampuan leadership dari pemuda dan profesional di region ASEAN yang mempromosikan kerjasama cross-border untuk menyelesaikan masalah-masalah bersama yang dihadapi negara-negara ASEAN ini maupun masalah-masalah global dunia.

Program ini di dirikan oleh mantan president Amerika Serikat Barack Obama di 2014 silam, dengan tujuan melatih para pemimpin muda ASEAN mulai dari usia-18-35 dalam rangka membangun hubungan 10 Negara ASEAN.

Direktur sekaligus pendiri Papua Language Institut alias PLI, Samuel Tabuni yang sedang menjadi salah satu delegasi dari Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat mengikuti program pelatihan oleh Young SouthEast Asian Leaders Anitiative (YSEALI) berbincang akrab bersama Dubes RI untuk Amerika Serikat, HE. Budi Bowoleksono saat diskusi soal mahasiswa Papua di Washington DC.

Dalam pertemuan penuh suasana kekeluargaan itu, Dubes RI untuk Amerika, HE. Budi Bowoleksono mengakui sedikitnya ada 300-an siswa dan Mahasiswa Papua di Amerika. Hanya saja, sempat terjadi proses pengurusan yang belum optimal, sehingga mereka terkendala dengan biaya beberapa bulan yang lalu.

Akan tetapi, kendala Mahasiswa Papua ini sudah ditangani langsung oleh Bapak Presiden Jokowi dengan anggarkan USD 15jt setara dengan IDR 200-an Miliar.

Sementara kehadiran direktur PLI, Samuel Tabuni langsung mendapat perhatian dan apresiasi yang tinggi dari Dubes HE. Budi Bowoleksono.

Sudah mengetahui dari pemberitaan dan merasa apa yang diperjuangkan, sepak terjang serta  komitmen seorang Samuel Tabuni untuk pendidikan di Tanah Papua sangat baik dan patut  dicontoh, Dubes RI untuk AS, HE. Budi Bowoleksono mengharapkan PLI (www.plipapua.com) menjadi agen (baca: lembaga –red) yang mengajarkan dan memperkuat ilmu bahasa Inggris untuk generasi Papua yang akan ke Amerika.

Sebab, para calon mahasiswa asal Papua harus disiapkan secara baik dan benar agar mereka tidak menghabiskan waktu bertahun-tahun belajar bahasa Inggris di Amerika. Kemudian yang harus diperhatikan adalah para calon mahasiswa yang ke Amerika sudah siap berbahasa Inggris dan tentunya mereka yang mampu mau belajar keras yang diutamakan.

Sementara Samuel Tabuni ketika dihubungi terkait hal tersebut, mengaku mengapresiasi perhatian Duta Besar RI untuk Amerika. LLL yang ternyata menaruh perhatian besar pada PLI dan anak Papua yang ada di Amerika.

Terkait permintaan dari Dubes kepada PLI mempersiapkan bahasa Inggris bagi anak Papua yang akan studi diluar negeri, Samuel mengaku siap menjalankannya. Dia juga berharap semua Pemda di Tanah Papua bekerjasama dengan Papua Language Institute (PLI) yakni dengan cara Pemda siapkan Lahan dan tempat agar PLI bisa membuka Cabang setiap Kabupaten di Tanah Papua.

“Tujuannya supaya kami bantu para Generasi Emas Papua ini sungguh-sungguh dan fokus. Jangan pemerintah asal kirim saja karena keluarga penjabat atau kelurga dekat, harus kompetitif seleksinya mulai dari mereka yang daerah-daerah yang orang tuanya tidak mampu tetapi berkeinginan belajar yang tinggi,” paparnya.

Direktur sekaligus pendiri Papua Language Institut alias PLI, Samuel Tabuni foto bersama bersama Dubes RI untuk Amerika Serikat, HE. Budi Bowoleksono dan sejumlah mahasiswa serta staf Kedubes Indonesia di Amerika usai diskusi soal mahasiswa Papua di Washington DC.

Samuel juga mengkritisi kenyataan selama ini bahwa Pemda di Tanah Papua relative lebih percaya agent-agent bermulut manis untuk persiapan studi anak Papua diluar negeri. Padahal, kenyataannya agen-agen itu mengkomersialisasikan Pendidikan ke Luar Negeri sebagai ajang bisnis mencari nafkah.

“Akibatnya, tidak sedikit adik-adik yang pulang kembali ke Papua karena mismanagement dan misused education’s fund. Kita Kasihan sekali,” pungkasnya. (Marcel/PB)

 

 

Facebook Comments Box