Asisten Bidang Perekonomian dan Kesra Setda Papua Elia I Loupatty didampingi Kepala Bapenda Papua Getson Jitmau dan Kepala BPSDM Zakarias Giyai.

JAYAPURA (PB) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura akhirnya ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Untuk itu, di bulan November rumah sakit ini akan melakukan operasi pasang ring.

“Ini suatu sukacita bagi pemerintah dan masyarakat Papua, karena di akhir tahun 2017, kita bisa melaunching  RSUD Jayapura sebagai RS Pendidikan. Kita harus bersyukur, belum banyak yang menjadi rumah sakit pendidikan di Indonesia,“ kata Asisten Bidang Perekonomian dan Kesra Sekda Papua, Drs. Elia Loupatty, MM, saat apel pagi sekaligus launching RSUD Jayapura sebagai RS Pendidikan, Senin (30/10).

Loupatty mengatakan, RSUD Jayapura juga telah melakukan kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan RS Harapan Kita Jakarta untuk melakukan Operasi Pasang Ring Jantung di Jayapura. “Jadi, tanggal 13 November, akan dilakukan Pasang Ring Jantung, dan ini sejarah untuk RSUD Jayapura untuk pertama kali, sebanyak 10 pasien yang sudah mendaftar,” ungkapnya.

Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat Papua untuk tidak perlu jauh-jauh melakukan Medical Check Up Jantung di Jakarta, cukup melakukan konsultasi di RSUD Jayapura. “Pemerintah akan berusaha untuk pengadaan beberapa peralatan RSUD Jayapura, maupun mendatangkan dokter spesialis,” ucapnya.

Dengan ditetapkannya RSUD Jayapura sebagai RS Pendidikan merupakan satu kemajuan Papua di bidang kesehatan. Loupatty berharap bagi seluruh pegawai dan masyarakat Papua yang mengalami masalah kesehatan di organ jantung sudah bisa datang melakukan konsultasi ke RSUD Jayapura.

Karena RSUD Jayapura tidak memberikan rujukan, tapi berusaha mendatangkan ahli bedah atau dokter spesialis ke Jayapura. “Kalau harus berobat di RS Harapan Kita Jakarta butuhkan biaya kurang lebih Rp 135 juta, dan biaya yang ditanggung BPJS hanya Rp 80 juta. Sisanya ditanggung dari kantong sendiri. Kalau di RSUD Jayapura biaya tidak sebesar itu,” paparnya.

Pada kesempatan itu, Elia Loupatty juga memperkenalkan beberapa Doktor dari RS DR Sardjito Jogjakarta. Para dokter spesilias saraf maupun jantung ini sudah bekerja sama dengan RSUD Jayapura sejak beberapa tahun lalu.

Sementara Dokter Spesialis Bedah Konsultan, RSUD Jayapura Donald Aronggear mengatakan, sudah saatnya di Papua berbicara soal bedah yang bisa dikerjakan di Jayapura sama dengan yang dikerjakan oleh rumah sakit tipe A di daerah lain di Indonesia. Dengan kata lain, semua pelayanan bedah dilakukan secara terpadu, sehingga apabila ada kasus-kasus bedah tidak perlu lagi pasien dirujuk ke luar Papua seperti ke Makassar atau Jakarta. Akan tetapi bisa dilakukan di RSUD Jayapura.

“Kementerian kesehatan yang menetapkan RS Jayapura menjadi RS Pendidikan dengan kriterianya adalah rumah sakit ini telah mendidik para calon dokter (koas). Jadi banyak lulusan dokter dari Universitas Cenderawasih mengabdi di RSUD Jayapura, jadi selain pelayanan mereka juga mendidik para koas,” terang dokter Donald.

Ke depan, RS Jayapura akan lebih menyiapkan Prodi spesialis bedah. “Sudah saatnya Papua miliki pendidikan spesialis bedah guna meningkatkan rumah sakit terutama program pemerintah,” pungkasnya. (YMF/Ed-Fri)

Facebook Comments Box