Kepala Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Suzana Wanggai

JAYAPURA (PB) – Tahun ini Provinsi Papua melalui Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri akan menggelar kegiatan Border Trade Fair RI – PNG and South Pasific Countries, 23 – 25 November.

Kepada media ini, Kepala Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Suzana Wanggai menjelaskan, kegiatan ini akan mempertemukan sektor – sektor swasta dari pihak Indonesia dan juga dari Papua Nugini dalam hal ini pengusaha dan pelaku usaha. Di mana di kawasan perbatasan ini mereka akan bersama – sama mempromosikan produk – produk masing – masing yakni dari Papua, Indonesia dan kemudian produk dari negara tetangga PNG. “Untuk sampai saat ini antusias dari mereka (PNG-red) sangat besar dan luar biasa. Mudah – mudahan nanti besok akan berjalan baik dan lancar semua,” katanya saat diwawancarai, Rabu (22/11) di Jayapura.

Lanjutnya dari Papua sendiri sudah, dan saat ini sedang diinventarisir oleh pihak ARDINDO untuk mengakomodir atau menginventarisir siapa saja yang nantinya akan ada di sana. Di sini juga dari pihak Small Medium Enterpreneur akan hadir dalam event ini.

Disinggung terkait tujuan dari ajang ini, kata Susi, saat ini dilihat bahwa pos lintas batas RI di Wutung sudah berdiri dengan megah. Sama halnya juga dengan PNG pos perbatasannya pun sudah berdiri dengan megah, walaupun belum difungsikan. Akan tetapi saat ini sedang dipersiapkan perangkat – perangkat lainnya. “Nah pos lintas batas ini kita bukan hanya pos lintas batas biasa yakni lintas batas hanya lalulalang orang dari sini ke ini. Akan tetapi kita ingin menciptakan perbatasan ini sebagai pintu gerbang untuk masuknya investasi,” tukasnya.

Susi, panggilan akrabnya yakin bahwa peluang ini yang sangat penting sekali untuk semua pihak harus melihat dan sikapi ini dengan baik. Selama ini transaksi perdagangan kedua negara cukup tinggi terutama untuk vanili cukup tinggi dari PNG. Sedangkan dari Indonesia lebih kepada kebutuhan – kebutuhan rumah tangga.

Ke depan kedua pemerintah negara sudah sepakati untuk akan membuat satu join sub comitee on trade untuk bagaimana kedua negara sahabat ini bisa mengatur semuanya dengan baik. “Nantinya ada aturan-aturan yang akan dikeluarkan oleh Kementerian dan Lembaga dan Teknis terkait. Terkait dengan isu-isu perdagangan di perbatasan,” terangnya.

Saat ini sudah dibuka pintu batas darat untuk kerjasama ini. pasalnya jika berbicara tentang perdagangan ataupun berbicara mengenai hubungan kerjasama yakni hubungan kerjasama antar dua negara dalam bidang ekonomi atau perdagangan. Tentunya melihat semua akses yang bisa dibuka.

“Mudah-mudahan dengan diselenggarakannya event besok ini  border trade kita melihat antusias masyarakat kita. Dan ke depannya kita berharap dan tentunya juga berbicara dengan pemerintah PNG untuk bagaimana kita bersama – sama bisa membuka pintu-pintu jalur batas laut,” harapnya.

Sementara  untuk jalur udara sudah dibicarakan sejak tahun lalu, oleh kedua pemerintah dan saat ini sedang dipersiapkan kedua negara ini. “Untuk laut kita berharap mudah – mudahan dalam event ini dari beberapa gubernur yang akan datang kita lihat bagaimana peluang lewat jalur laut,” tambahnya.

Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri akan menginisiasi bagaimana bisa pertemukan pemerintah pihak swasta dari kedua Negara agar di ajang ini bisa saling tukar menukar informasi. Kemudian apa yang dibutuhkan Pemerintah PNG dan yang dibutuhkan Indonesia, sehingga bisa disiapkan bersama-sama. Misalnya seperti beacukai dan karantina termasuk juga menyangkut bagaimana aturannya. (YMF/Ed-Fri)

Facebook Comments Box