Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire kapasitas 20 MW.

NABIRE (PB) – Kondisi geografis yang sulit, terdiri dari pegunungan, perbukitan dan lembah yang curam serta cuaca ekstrim baik panas, kering dan hujan hingga sejumlah permasalahan sosial tidak membuat gentar PLN untuk melistriki desa-desa terpencil di kawasan Papua dan Papua Barat.

Di sini para petugas lapangan menjadi garda terdepan untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik sampai rumah warga.

Salah satu wujud nyata pelistrikan desa yang dilakukan oleh PLN di Tanah Papua, yakni keberhasilan PLN dalam melistriki desa di 191 desa dimana 74 desa diantaranya  di launching di tanggal 20 Desember  oleh Presiden RI Joko Widodo. Hal ini sebagai kado istimewa bagi warga di desa pedalaman Papua dan Papua Barat dari PLN.

Dari rilis yang diterima redaksi melalui Humas PLN Kanwil Papua dan Papua Barat, khusus untuk Nabire, pada bulan Desember ini akan ada dua desa yang dilistriki PLN, yakni Bomopay dan Parauto yang terletak di Distrik Yaro. Kedua desa ini akan mendapatkan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire kapasitas 20 MW.

Desa Bomopay berjarak 60 km dari pusat kota Nabire, dengan 63 kepala keluarga yang berlatar belakang penduduk sebagai petani. Untuk memasok kelistrikan di desa tersebut PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 3,25 kms, selain itu PLN juga membangun Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 1 kms dan gardu 50 kVA.

Sementara itu, Desa Parauto berjarak 66 km dari pusat kota Nabire, dengan 48 kepala keluarga yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Untuk menyalurkan listrik ke rumah warga, PLN telah membangun JTM 6,25 kms, JTR 0,9 kms dan gardu 25 kVA.

“Banyak tantangan yang kami hadapi dalam pemasangan listrik di desa-desa terutama pedalaman Papua dan Papua Barat, diantaranya mobilisasi alat karena medan yang sangat berat, ada juga beberapa masalah sosial yang harus kami hadapi, namun senyum puas warga yang akhirnya bisa menerima listrik menjadi kebahagiaan kami dan memacu kami untuk terus melistriki desa-desa lainnya,” terang Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik, di Nabire.

Rofik menjekaskab untuk 74 desa total investasi yang dilakukan PLN sebanyak Rp 150 Milyar dengan jumlah kepala keluarga yang rumahnya sudah tersambung di 74 desa tersebut sebanyak 1040 kepala keluarga.

Sedangkan potensi pelanggan yang belum tersambung 2.700 kepala keluarga. Untuk melistriki satu kepala keluarga membutuhkan biaya Rp 150 juta karena hal ini disebabkan beratnya geografis desa yang akan dilistriki.

Pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi dan Rasio Desa Berlistrik.

Dalam dua tahun terakhir, PLN Wilayah Papua & Papua Barat telah berhasil meningkatkan Rasio Elektrifikasi Provinsi Papua dari 45,93% menjadi 50,11% dan Rasio Desa Berlistrik dari 22,02% pada tahun 2015 menjadi 29,53% pada tahun 2017. Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat, Rasio Elektrifikasi meningkat dari 82,7% menjadi 91,76% dan Rasio Desa Berlistrik dari 33,23% pada tahun 2015 menjadi 54,47% pada tahun 2017.

Dalam penyusunan Roadmap Papua terang mengacu pada data Potensi Desa (PODES) yang diterima dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) Kementerian ESDM dan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data PODES tersebut jumlah desa di Provinsi Papua dan Papua Barat yang belum berlistrik pada tahun 2016 sebanyak 2.376 desa.

Dari 2.376 desa tersebut, 1.941 desa akan dilistriki secara pra-elektrifikasi oleh Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM menggunakan program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), sehingga desa yang harus dilistriki PLN sampai dengan tahun 2018 sebanyak 435 desa. (YMF/Ed-Fri)

Facebook Comments Box