Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si

JAYAPURA (PB)—Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si mengatakan, dalam upaya menyatukan persepsi tentang pembangunan Keluarga Berencana (KB) dan menyiapkan Generasi Emas di Papua, pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), STIKOM Muhammadiyah Jayapura, dan Univeristas Cenderawasih (Uncen) untuk membantu mentrasfer informasi dan edukasi kepada masyarakat. Hal itu dilakukan mengingat para mahasiswa setiap tahun melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sejumlah daerah dan bertemu langsung dengan masyarakat.

“Terkait itu, kami sudah melakukan MoU (Memorandum of Understanding—Red.) dengan perguruan tinggi. Mahasiswa bisa menjadi agen informasi untuk mengubah pandangan masyarakat yang keliru tentang KB. Saya mau tegaskan bahwa pembangunan KB di Papua tetap memperhatikan kondisi sosial budaya di Papua. Misalnya soal jargon dua anak cukup. Di Papua tidak dibatasi dua anak saja, boleh lebih asalkan diatur jarak kelahirannya, kesehatan ibunya, kesehatan anaknya, kesiapan ekonomi dan pendidikan bagi anak, semuanya harus benar-benar terencana. Jadi KB tidak membunuh ras tertentu,” kata Sarles di sela-sela kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) BKKBN Papua 2018 di Grand Abe Hotel, Jayapura, Kamis (15/03/2018).

Suasana Rakorda BKKBN Papua 2018 di Grand Abe Hotel, Kamis (15/03/2018)

Menurut Sarles, program BKKBN melalui Kampung KB sangat strategis bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua, khususnya Generasi Emas Papua. Oleh karena itu, dukungan dari sejumlah mitra kerja (stakeholder), terutama perguruan tinggi dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan. Apalagi, perkiraan BKKBN, pada tahun 2030, Indonesia bakal mengalami Bonus Demografi.

“Kami di BKKBN dan semua stakeholder punya tugas dan peran yang sama untuk memperkuat SDM di Papua. Kita akan bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi je guna mempersiapkan usia produktif generasi Papua dalam menghadapi bonus demografi pada tahun 2030 itu,” kata Sarles.

Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat Dwi Listia Wardhani yang hadir membuka Rakorda Perwakilan BKKBN Papua 2018 mengajak semua pihak untuk mendukung langkah BKKBN Papua dalam upaya mensukseskan Program Kampung KB. Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan keluarga di Papua dan mempersiapkan generasi emas yang berintegritas.

Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat Dwi Listia Wardhani (baju putih) berpose bersama usai pembukaan Rakorda BKKBN Papua 2018.

“Kita semua tentu ingin menatap masa depan lebih cerah, kita ingin melihat anak kita menempuh pendidikan wajib belajar 12 tahun, agar langkah kehidupan mereka lebih mudah, mengawal anak perempuan perbaikan kualitas hidupnya. Berkaitan dengan program GENRE (Generasi Berencana—Red.) akan menjadi motor, yang bertangung jawab melahirkan generasi berkualitas. Mari kita dukung KB di Papua,” ajak Dwi.

Menurut Dwi, Program Kampung KB di Papua sudah memberikan hasil nyata. Namun kondisi geografi yang sangat sulit tentu saja membuat Pemerintah Pusat tidak lepas tangan demi suksesnya program ini. Oleh karena itu, ia meminta kepada semua pihak, baik Pemerintah Daerah Provinsi Papua, Kabupaten/Kota, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, adat dan agama bisa mendukung dan menyukseskan Program Kampung KB.

Foto bersama usai pembukaan Rakorda BKKBN Papua 2018.

“Kondisi yang kita hadapi di Asmat terkait gizi buruk awal tahun ini membuka mata kita perlunya pembangunan Kampung KB di Papua, pentingnya penangulangan gizi buruk untuk anak dan ibu. Sebab keluarga yang mengikuti program KB tentu saja memiliki daya tahan lebih baik, dimana kita juga memperhatikan 1000 hari pertama kehidupan bayi dan ibu sesudah melahirkan,” tegas Dwi.

Rapat koordinasi daerah (RAKORDA) Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2018 bertemakan “Melalui RAKORDA Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Kita Optimalkan Penguatan Integritas Program Lintas Sektor di Kampung KB Guna Mempercepat Terwujudnya Kualitas SDM.” (Stysan/Humas Perwakilan BKKBN Provinsi Papua)

Facebook Comments Box