Remaja sekolah menengah pertama di Kampung Sabar Miokrey Distrik Supiori Barat mengikuti sosialisasi dan promosi pelayanan KB dan KR dari BKKBN Papua.

SUPIORI (PB) – Kaum remaja usia sekolah menengah pertama (SMP) pada dua kampung di Kabupaten Supiori sangat antusias mengikuti sosialisasi dan promosi pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua.

Setelah selesai melaksanakan sosialisasi pada dua Kampung KB di Kabupaten Biak Numfor, Perwakilan BKKBN  Provinsi Papua melanjutkan kegiatannya di Kabupaten Supiori, 15-16 November 2018. Sosialisasi ini berlangsung di dua kampung, yaitu Kampung Warbor di Supiori Utara dan Sabar Miokrey di Supiori Barat.

Tanggal 15 November, di Kampung Sabar Miokrey, Supiori Barat, masyarakat berbondong-bondong datang di lapangan yang letaknya tepat di dalam lingkungan Kantor Distrik Supiori Barat. Sebagian besar adalah kaum remaja di kampung itu.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Supiori, Anike Sada.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Supiori, Anike Sada, mewakili kepala dinas, berharap agar peserta memanfaatkan agenda ini sebagai momentum yang tepat untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Harapan yang sama juga disampaikan Kepala Distrik Supiori Barat yang mengajak masyarakat untuk memahami program pemerintah karena semua itu memberi pengetahuan yang baik.

Narasumber dari BKKBN Perwakilan Provinsi Papua, Yusuf Manan.

Narasumber dari BKKBN Perwakilan Provinsi Papua, Yusuf Manan, memberikan materi terkait Promosi Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Berkualitas dalam Era JKN Bersama Mitra Tahun 2018. Ia menjelaskan mengenai tiga pilar keluarga berencana yakni pilar kependudukan yang di dalamnya ada kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Ia melihat di Papua, selama ini terjadi kematian tinggi karena menikah usia dini.

Yusuf juga mewanti-wanti mengenai perpindahan penduduk yang menurutnya harus dicegah dengan meneliti apakah mereka datang membawa berkat atau tidak.

Pilar kedua yakni keluarga berencana, lanjut Yusuf adalah harus ada pendewasaan usia perkawinan. “Orangtua harus sekolahkan anak dan menikah di usia ideal untuk kondisi fisik dan mental perempuan siap untuk melahirkan,” jelasnya.

Masyarakat Kampung Sabar Miokrey yang mendapatkan doorprize HP, foto bersama narasumber dari Perwakilan BKKBN Papua, Yusuf Manan.

Seperti pemateri-pemateri sebelumnya yang memberikan sosialisasi di Biak Numfor, Yusuf juga menjelaskan delapan fungsi keluarga di antaranya, agama, social, budaya, kasih sayang, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan lingkungan. Di dalamnya terdapat bina keluarga, yaitu bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia.

Usaha peningkatan keluarga sejahtera, lanjut Yusuf, di dalamnya ada 4T yang harus dicegah yaitu jangan terlalu muda, jangan terlalu tua, jangan terlalu rapat dan jangan terlalu banyak.

Program Pengendalian Penduduk

Tanggal 16 November 2018, Perwakilan BKKBN Papua melanjutkan kegiatan di Kampung Warbor Distrik Supiori Utara, yakni Program Pengendalian Penduduk Bersama Mitra. Kegiatan ini dibuka oleh Drs. Slamet Teguh, mewakili Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Papua.

Narasumber dari BKKBN Perwakilan Provinsi Papua, Rosana.

Narasumber dari BKKBN Perwakilan Provinsi Papua, Rosana atau biasa disapa Mama Ros, di hadapan anak-anak remaja yang memadati kursi-kursi yang disiapkan panitia, menjelaskan tentang apa itu pengendalian penduduk. Kata Mama Ros, pengendalian penduduk pengertiannya bukan tentang membatasi penduduk. Ia juga berbicara tiga pilar utama di dalamnya yaitu kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga.

Di Kampung Warbor, katanya,  jumlah penduduk sebanyak 1410 jiwa dengan jumlah laki-laki 950 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 960 jiwa. Ini artinya, jumlah perempuan lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. KB itu, kata Mama Ros bicara mengenai berencana, bukan alat kontrasepsi. “BKKBN mengajar tentang pendidikan kependudukan, sama seperti di sekolah, jadi tidak membutuhkan pelajaran baru tetapi dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran geografi,” jelasnya.

Suasana kegiatan Program Pengendalian Penduduk Bersama Mitra di Kampung Warbor.

Perkembangan teknologi di era saat ini, menurutnya, harus ada literasi atau bacaan untuk anak-anak SD, yang nantinya akan  beranjak remaja, di mana peran orangtua harus memberikan motivasi, agar anak berlomba untuk menempuh pendidikan dengan banyak membaca, karena kalau tidak dibiasakan, bisa terbelakang.

Mama Ros juga menjelaskan tips untuk remaja positif. Di antaranya, harus punya tujuan yang jelas, harus punya insiatif. Dalam hal apa? Membaca dan terus membaca, harus menghargai adanya pendidikan. “Bagaimana dengan peran orangtua? Adanya penghargaan dari orangtua terhadap anak sehingga memotivasi anak dengan komunikasi yang sejuk sehingga anak tidak terjerumus ke hal-hal negative, dan tidak lebih percaya kepada temannya, tetapi percaya kepada orangtua sebagai penolong dan pengayom.

Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra, yang dibawakan oleh Supriyanto, pemateri dari BKKBN Papua.

Sementara itu, di Kampung Sabar Miokrey, di hari yang sama, pada sore harinya, digelar Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra, yang dibawakan oleh Supriyanto, pemateri dari BKKBN Papua juga. Sama seperti pemateri-pemateri sebelumnya, ia juga mengajarkan kepada anak-anak remaja sekolah menengah pertama yang memadati kursi-kursi di dalam tenda agar mengaplikasikan delapan fungsi keluarga yakni agama, sosial dan budaya, kasih sayang, reproduksi, pendidikan, ekonomi, perlindungan dan lingkungan. Kemudian memperhatikan tribina, yaitu bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia.

Suasana Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra di Kampung Sabar Miokrey.

Antusias kaum remaja di dua kampung ini sangat luar biasa. hal ini ditunjukkan ketika diminta tampil di depan untuk menjawab pertanyaan, para remaja berlomba-lomba maju untuk menjawab pertanyaan dengan ramai-ramai mengacungkan tangan. Apresiasi terhadap semangat para remaja ini, BKKBN memberikan hadiah berupa tas dan handphone, serta seperangkat komputer untuk pemuda gereja sehingga bisa digunakan untuk keperluan pelayanan kaum muda. (Frida Adriana)

Facebook Comments Box