Bupati Deiyai Ateng Edoway bersama Kepala Dinas Kesehatan Korneles Pakage dan jajarannya saat pembukaan Rakerkesda di Aula Dinkes Deiyai, Selasa (16/07/2019)

DEIYAI (PB.COM)-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Deiyai, Papua menyelenggarakan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Tahun 2019 di aula Dinkes setempat selama  16-19 Juli 2019.

Rakerkesda yang dibuka oleh Bupati Deiyai, Ateng Edoway, S.Pd.K itu mengusung tema “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Menurunkan Masalah Kesehatan di Wilayah Kerja Dinkes Kabupaten Deiyai”.

Dalam sambutannya, Bupati Ateng berharap, momentum Rakerkesda bisa dijadikan kesempatan untuk menyamakan presepsi dan visi pembangunan kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat.

Selain itu, kata dia, pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat akan mendorong dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Deiyai yang berkualitas ke depannya.

“Karena ini merupakan salah satu keberhasilan dalam menyiapkam sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Sehingga bidang kesehatan menjadi garda terdepan dalam penyiapan generasi berkualitas di Kabupaten Deiyai,” ujar Edoway.

Kepala Dinas Kesehatan Deiyai, Kornelis Pakage, S. KM, M.Kes mengatakan, Rakerkesda itu diikuti lintas sektor, Direktur RSU Pratama yang diwakili Kepala Tata Usaha, 10 kepala Pusat Kesehatan Masyatakat [PKM] dan staf masing-masing tiga orang serta tim Brigade Siaga Bencana (BSB).

Pakage mengatakan, digelarnya kegiatan tersebut untuk optimalisasi dan akselerasi hasil kerja dan kontribusi berbagai sektor dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan.

“Dalam raker ini kami evaluasi kinerja, keluhan dan hasil capaian dari rumah sakit pratama, 10 PKM. Jadi semuanya kami bahas dalam rapat ini. Makanya kami undang semua pihak termasuk OPD yang berkaitan dengan kesehatan seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemberdayaan Perempuan dan KB juga lainnya,” katanya.

Menurut Pakage, dalam Rakerkesda ini, pihaknya juga akan membahas upaya  Dinkes dalam menyukseskan pelayanan Imunisasi Sub Pin Polio putaran ke dua.

“Jadi ini semua kami lakukan untuk cari solusi bersama agar pelayanan kesehatan (yankes) lebih baik lagi dari kemarin. Walaupun rumah sakit juga punya DPA (dokumen penggunaan anggaran) sendiri tapi mereka ada di bawah kendali dinas kesehatan. Jadi ada banyak keluhan yang mereka hadapi dan mereka sudah sampaikan. Nanti kami cari solusi bersama lagi,” tuturnya.

Pada kesempatan itu juga Pakage mengumumkan tiga PKM yang dikategorikan sukses dalam pelayanan kesehatan, di antaranya Waghete, Gakokebo dan Damabagata.

“Tiga PKM ini berikan imbalan berupa kostum yang bertuliskan ‘sukseskan pelayanan Imunisasi Sub Pin Polio putaran ke 2’,” ujarnya.

PKM Kokobaya, kata dia, masih pada tahap 98 persen. Lainnya akan menyusul kemudian setelah 100 persen berjalan. (Abeth You/Gusty)

Facebook Comments Box