Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tolikara, Dinius Penggu, Amd, Ip didampingi Asisten II Edie Rante Tasak ketika menutup kegiatan Bimtek di Aula GIDI Karubaga, Kamis (19/09/2019) kemarin.

KARUBAGA (PB.COM) – Ketahanan pangan daerah yang cukup merupakan salah satu program utama Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo, SE,M.Si. Untuk mendukung program utama Bupati Usman, Dinas Ketahanan Pangan Tolikara menggandeng Ketahanan Pangan Provinsi Papua menggelar pelatihan sosialisasi dan bimbingan teknis PNS penyusunan peta Food Security Furnability Atlas (FSVA), Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pelatihan Pola pagan harapan (PPH) di Kabupaten Tolikara.

Kegiatan Bimtek ini melibatkan para penyuluh ketahanan pangan dan Staf dari OPD terkait lainnya digelar selama 2 hari dimulai Rabu (18 /9/2019) hingga selesai Kamis (19/09/2019) di Aula GIDI Karubaga.

Bupati Usman dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Setda Edie Rante Tasak ketika menutup kegiatan Bimtek itu mengatakan, ketahanan pangan membaik dengan ditunjukkan oleh peningkatan produksi pangan, ketergantungan pangan terhadap impor sangat kecil dan peningkatan konsumsi energi, protein dan kualitas konsumsi pangan.

Namun hal itu tidak menjamin daerah. Kasus stanting atau busung lapar menunjukkan adanya permasalahan ketahanan pangan di daerah. Oleh karena itu, diperlukan penguatan ketahanan pangan daerah dengan melakukan advokasi kembali yang lebih intensif.

Katanya, ketersediaan pangan merupakan prasyarat penting bagi keberlanjutan konsumsi, namun dinilai belum mencukupi dalam konteks ketahanan pangan, karena masih banyak variabel yang berpengaruh untuk mencapai ketahanan pangan tingkat daerah dan rumah tangga.

Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan di seluruh Tolikara.

“Ketahanan pangan ini saling terkait dengan ketahanan gizi karena itu program Gizi melalui 1000 hari pertama kehidupan yang dijalankan dinas kesehatan harus disinkronkan karena saling terkait,” ujar Bupati Usman.

Bupati juga menegaskan kepada peserta yang sudah menerima materi selama dua hari ini karena sangat bermanfaat di mana materi yang dibawakan oleh narasumber itu memiliki pengalaman yang andal sehingga peserta didik harus praktekkan langsung di lapangan.

“Ilmu ini jangan diabaikan tetapi harus diimplementasikan secara baik sehingga Anda akan berhasil juga dengan baik. Kita sudah pelajari selama dua hari ini dan ini adalah ilmu yang langka untuk sirkulasi bagi petani-petani kita,” tegas Bupati Usman.

Pelatihan sosialisasi dan bimbingan ini mengusung tema, “Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah, dan Pelatihan sosialisasi dan bimbingan teknis PNS penyusun peta food security furnability Atlas (FSVA) neraca bahan makanan (NBM) dan pelatihan pola pangan harapan (PPH) di Kabupaten.”

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Denius Penggu, Amd. Ip dalam laporannya mengatakan, kondisi ketahanan pangan berkala dan kritis harus melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) sektor dan teknis guna menyusun peta per-sektor.

Untuk program dinas ketahanan pangan ke depan pihaknya memerlukan menyusun peta. Karena Daerah yang dianggap stunting yang siap menuntaskan adalah Distrik Karubaga, Kampung Kulokname, Distrik Nabunage, Kampung Timedelo, Kimelo, Dimelo dan Distrik Kanggime Marlo dan Aulani sehingga harus ada dukungan doa.

“Kampung stunting yang direkomendasikan itu di Karubaga satu kampung di Kulokname, kemudian di Nabunage itu ada tiga, Timedelo Kimelo dan Dimelo, di Kanggime Marlo dan Aulani,” beber Kepala Dinas Denius Penggu.

Karena itu pihaknya berkomitmen Pemerintah akan menuntaskan daerah yang disebut stunting. Stunting adalah daerah gagal tumbuh sehingga Pemerintah Daerah melalui dinas ketahanan pangan tentu akan berusaha memaksimalkan kampung ini, tidak boleh lagi disebut kampung stunting. (Diskominfo Tolikara/Derwes/Frida)

Facebook Comments Box