Salah satu pengungsi, ibu Rina memilih kembali ke Wamena karena yakin situasi telah kondusif.

JAYAPURA (PB.COM) – Sebanyak 102 pengungsi memutuskan kembali ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya setelah situasi keamanan pascakerusuhan telah kembali pulih.

Para pengungsi berangkat ke Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU dari Base Ops Lanud Silas Papare, dan dilepas secara resmi oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Wiranto, Rabu (9/10/2019) pagi.

Menkopolhukam Wiranto yang didampingi  Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri, Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, banyak masyarakat yang ingin tetap tinggal di Wamena, karena pemerintah dan aparat keamanan telah menjamin keamanan setiap warga disana.

“Banyak masyarakat yang ingin tetap tinggal di Wamena. Kita bertemu pengungsi, mereka juga tetap ingin melanjutkan hidup disana,  sesuai dengan profesi mereka masing masing,” ungkap Wiranto.

Apalagi, lanjut dia, aparat keamanan telah menjamin situasi keamanan disana tetap kondusif.

“Selain itu masyarakat asli Wamena pun telah menjamin untuk hidup berdampingan, hidup rukun dan menjaga kedamaian disana,” ujar Wiranto.

Salah satu pengungsi, Rina mengaku, memilih balik ke Wamena, dikarenakan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar.

“Hari ini kami kembali ke Wamena tujuan untuk bekerja, kami lihat situasi keadaan di Wamena sudah kondusif. Apalagi Kapolri sudah jaminkan situasi aman, makanya kami ingin balik,” ungkap Rina.

Guru SMPN Bolakme ini menuturkan, saat kerusuhan terjadi, dirinya sedang berada di sekolah yang lokasinya cukup jauh berada di jalan poros perbatasan Wamena – Tolikara.

“Waktu itu saya sedang di sekolah, tiba tiba murid kasih tau ada kerusuhan di kota wamena, akhirnya saya bersama guru yang lain diantar petugas Puskesmas kami semua mengungsi ke Wamena,” tutur Rina yang sudah 10 tahun tinggal di Wamena.

“Saat perjalanan menuju Kota Wamena, kami tertahan di Kurulu (Distrik) tidak bisa tembus dan kami bermalam semalam di Pos Ramil, besoknya baru aparat keamanan datang jemput kami. Kami naik mobil, ada 40 orang dan puji Tuhan bisa tiba di Wamena,” tuturnya lagi.

Haji Amir, pengungsi lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Memilih kembali ke Wamena karena tuntutan hidup.

“Yah, mau bagaimana lagi, namanya juga cari hidup. Apalagi keluarga, anak anak masih di Wamena, karena bekerja disana,” ujar Amir yang tinggal di kawasan Hom Hom, lokasi terdampak cukup parah saat kerusuhan
Pria 60 tahun ini bercerita, saat kerusuhan dirinya sempat terpisah dengan keluarganya.

“Sempat satu malam kami terpisah, karena tidak bisa berkomunikasi, nanti keesokan harinya baru saya dapat keluarga mengungsi di koramil Wamena,” akunya.

Di lokasi pengungsian Koramil Wamena, ungkap Amir, dirinya melihat banyak pengungsi yang jatuh sakit terutama anak anak.
“Karena hari itu belum ada bantuan apapun, anak anak tidur seadanya kedinginan makanya banyak yang jatuh sakit, termasuk cucu saya,” bebernya.

Amir bersama istri dan anak anaknya akhirnya memilih mengungsi ke Jayapura, dua hari pascarusuh.

“Tapi hari ini saya mau naik ke Wamena, karena sudah ada jaminan keamanan dari Aparat TNI Polri, situasi disana sudah kondusif. Tapi istri sama cucu masih disini (Jayapura) karena mereka masih trauma dengan kejadian kerusuhan itu,” ungkap Amir.

Seperti diketahui, demo pelajar berujung rusuh terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9) lalu. Demo yang dipicu isu ujaran rasisme seorang guru terhadap siswanyanya itu, telah meluluhlantakkan sebagian kota yang dijuluki lembah baliem tersebut.

Berdasarkan data Kepolisian tercatat 33 orang meninggal dunia, dan 78 orang luka luka. Sebagian besar korban meninggal akibat terjebak dalam bangunan yang dibakar oleh massa perusuh.

Adapun kerugian materil tercatat sebanyak 465 pertokoan dan tempat usaha yang dirusak dan dibakar, sebanyak 224 kendaraan roda empat dan roda enam, 150 kendaraan roda dua, lalu 165 rumah dan 20 perkantoran di antara kantor Bupati Jayawijaya, dan kantor PLN.

Hingga hari ini situasi kota Wamena dan sekitarnya telah berangsur kondusif, aktivitas masyarakat dan aktivitas perekonomian telah kembali normal. Bahkan sejak kemarin, sekolah dan puskesmas juga sudah mulai dibuka. (Andi/Frida)

Facebook Comments Box