Plt Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mendampingi Tim Surveyor dari KARS saat tiba di RSUD Jayapura, Senin (16/12/2019).

JAYAPURA  (PB.COM)—Tim Surveyor dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak Senin (16/12/2019) hingga Jumat (20/12/2019) mulai melakukan survei berupa telaah dokumen dan telusur lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura. Fasilitas kesehatan (faskes) rujukan tertinggi di Provinsi Papua ini mengikuti akreditas SNARS (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) Edisi I dengan 17 kelompok kerja (Pokja) yang akan diuji.

Tim Surveyor dari KARS terdiri atas 7 orang dipimpin Dr. Tb. Firmansyah B. Rifai, SpA.MARS beranggotakan Dr. IA Chandranita Mauba, SpOG(K).MM, Dr. Bandriyo Sudarsono, MKKK, Drg. Wahidan Budimansyah, M.Kes, Ns. Hendria Putra, M.Kep.KMB, dan Siti Rochmini, Kp.M.Kes. Mereka telah tiba di Jayapura sejak Minggu (15/12/2019) dan pada Senin pagi mulai melakukan survei.

Plt. Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan akreditasi SNARS edisi I ini  berani diambil karena ia menilai rumah sakit yang dibangun JP Later pada tahun 1956 ini memiliki SDM yang cukup dan peralatan kedokteran yang lengkap dan memadai. Tetapi yang kurang adalah sistem pelayanan kesehatan yang berdampak pada kurangnya mutu layanan, lingkungan yang buruk dan mental kerja para petugas medis.

Plt Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes.

“Ini bukan akreditasi yang seperti rumah sakit lain di Papua yaitu versi 12. Ini versi SNARS Edisi I yang terlengkap. Kalau akreditasi versi 12 tidak ada Prognas atau Program Nasional, tidak ada IPKP atau Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan. Ini kita ada 17 pokja yang diuji,” ujarnya.

Aloysius juga mengapresiasi kinerja Tim Asistensi Akreditasi yang dibentuk dengan SK Gubernur untuk memberikan perdampingan selama tiga bulan terakhir. Mereka berasal dari Dinas Kesehatan Papua, tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit swasta dan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua.

“Demi sukses akreditasi ini, saya sudah minta semua pegawai kita tidak libur, sekalipun sesuai aturan cuti sejak tanggal 18 Desember. Ini bentuk pengorbanan kami demi perbaikan pelayanan di rumah sakit ini,” tegas mantan Direktur RSUD Jayapura ini.

Ketua Tim Surveyor dari KARS Dr. Tb. Firmansyah B. Rifai, SpA.MARS bersama 5 anggotanya.

Ketua Tim Surveyor dari KARS Dr. Tb. Firmansyah B. Rifai, SpA.MARS mengatakan RSUD Jayapura dibangun dengan tujuan untuk melayani dan menyelamatkan pasien yang sakit. Oleh karena itu, akreditasi yang dilakukan penting untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan.

“Kami akan berproses mulai hari ini sampai hari Jumat. Kamidatang 6 orang karena sesuai kapasitas RSUD Jayapura yang besar. Kami modalnya tertawa kalau datang pertama, marahnya belakangan,” kata Firmansyah disambut tawa para direksi dan  pegawai RSUD Jayapura yang hadir.

Ia mengatakan harusnya RSUD Jayapura bisa mengoptimalkan pelayanan dengan kualitas yang baik karena ia menjadi faskes rujukan tertinggi di Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Karena rumah sakit ini juga menjadi rumah sakit pendidikan, maka kami juga akanbuat pertemuan dengan Perguruan Tinggi dan sekolah yang bekerjasama. Juga kami bertemu dengan lembaga peneliti karena ia juga menjadi tempat penelitian T dan sekolah. Juga karena ini tempat penelitian, kami juga harus bertemu para penelinya,” kata Firmansyah.

Anggota Tim Surveyor Siti Rochmini, Kp.M.Kes merasa terkesan dan berterima kasih atas keramahan dan penerimaan yang luar biasa. Ia mengaku pernah ke RSUD Jayapura tahun 1999, dimana saat ini ia menilai Jayapura dan Papua pada umumnya maju pesat.

“Semoga keramahan senyum ini jadi modal untuk pelayanan. Dan saya minta, ke depan harus ada perawat yang dikirim sekolah spesialis ya karena saya lihat masih kurang, hanya dua atau tiga orang dari presentasi Direktur tadi,” kata Siti. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box