Direktur RSUD Jayapura Drg. Aloysius Giyai, M.Kes

JAYAPURA (PB.COM)— Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura Drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan, RSUD Jayapura sejak dulu terkenal dengan tiga masalah dari perspektif berbeda. Masalah pertama datang dari perspektif masyarakat pasien terkait kepuasan dan mutu layanan di fasilitas kesehatan tertinggi di Provinsi Papua ini. Baik itu masalah di bidang pelayanan medik, pelayanan keperawatan maupun pelayanan penunjang lainnya.

“Masalah kedua adalah terkait kesejahteraan dari para tenaga medis (dokter, perawat, bidan, mantri) yang sering dikeluhkan dan kadang menimbulkan gejolak yang melumpuhkan pelayanan. Ini tugas saya mencarikan solusi agar antara masyarakat dan petugas bisa mendapatkan solusi terbaik,” kata Aloysius kepada wartawan usai pelantikan dirinya menjadi Direktur RSUD Jayapura defenitif, Kamis (23/01/2020) di Jayapura.

Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes saat memberi keterangan kepada wartawan, Kamis (23/01/2020)

Masalah ketiga adalah terkait pengelolaan keuangan negara di rumah sakit itu. Selama 6 bulan menjadi Plt. Direktur, Aloysius melihat yang perlu diperbaiki adalah pengelolaan dan pemanfaatan keuangan harus menjawab masalah yang dikeluhkan pasien dan petugas medis, bukan keinginan oknum tertentu yang ada di rumah sakit.

Masalah lain yang juga harus segera ditangani yakni menciptakan pendapatan sendiri di RSUD Jayapura melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk mencapai kemandirian agar subsidi dari Pemprov Papua selaku pemilik rumah sakit semakin berkurang bahkan tak ada lagi.

“Dari perspektif mitra, ego antar pihak atau antarperson masih sangat tinggi. Maka kita buang-buang jauh ego-ego ini agar terbangun kemitraan satu sama lain, baik secara horizontal maupun vertikal,” katanya.

Kemudian, problem lain yang akan fokus ditangani Aloysius yakni penataan lingkungan. Sebab sejauh ini, fakta menunjukkan bahwa rumah sakit ini seperti pasar atau terminal kumuh. Kondisi lingkungannya sangat jorok dengan ludah pinang, rokok dan sampah yang berserakan. Keluhan tentang air bersih pun belum terjawab.

“Saya minta kepada Gubernur Papua dan Tim TPAD Daerah sebagai pemilik rumah sakit dan juga DPR Papua, selesai PON, semua kita fokus menata rumah sakit ini sebagai rumah sakit rujukan nasional sesuai masterplan yang telah kami susun. Baik itu menata infrastruktur, sarana prasarana, SDM dan kebutuhan peralatan kedokteran. Sehingga sebelum Gubernur Lukas Enembe dan Wakil Gubernur Klemen Tinal mengakhiri tugasnya di periode kedua, telah berdiri sebuah rumah sakit yang diidam-idamkan, yang diinginkan, yang tujuan terakhir adalah keselamatan pasien, menurunkan angka kematian  Orang Asli Papua,” katanya.

Aloysius juga mengklaim sejak dirinya menjabat Plt. Direktur RSUD Jayapura selama enam bulan terakhir, angka kematian di RSUD Jayapura menurun drastis. Walau ia mengaku, data riil penuruan angka kematian itu belum ia terima dari stafnya.

“Saya jarang dengar bunyi sirene Ambulance. Paling seminggu sekali. Itu menunjukkan bahwa angka kematian semakin hari semakin berkurang. Itulah tujuan rumah sakit yang kita rindukan yaitu menyehatkan pasien dan menekan angka kematian,” tegasnya.

 

Pentingkan Tanggungjawab Keselamatan Rakyat

Sosok Aloysius Giyai menjadi pejabat di lingkup Pemerintah Provinsi Papua yang fenomenal. Sejumlah jabatan strategis bidang kesehatan diembannya. Sejak 2008-2014, ia memimpin RSUD Abepura dimana ia berhasil mengubah rumah sakit yang kumuh itu menjadi rumah sakit yang bersih, nyaman, dan asri hingga menggondol puluhan penghargaan tingkat nasional.

Atas prestasi itu, pada Maret 2014, Aloysius dilantik menjadi Kepala Dinas Kesehatan Papua. Tugas rangkap pun sempat diembannya sebagai Plt. Direktur RS Jiwa Abepura dan Plt. Direktur RSUD Jayapura pada Desember 2017 hingga April 2018. Namun pada masa transisi, Penjabat Gubernur Soedarmo menggantikan Aloysius dengan Kepala Inspektorat Papua Anggiat Situmorang.

Pada Senin (08/07/2019), Aloysius kembali menerima SK dari Gubernur Papua melalui Sekretaris Daerah Papua TEA Hery Dosinaen, S.IP.M.KP.M.Si sebagai Plt. Direktur RSUD  Jayapura di sela-sela apel pagi di Halaman Kantor Gubernur Papua, Dok II, Jayapura. Kepercayaan ini diembannya hingga ia dilantik menjadi Direktur RSUD Jayapura defenitif oleh Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, SE.MM bersama 28 pimpinan OPD lainnya, Kamis (23/01/2020).

“Sebelum saya menyampaikan program kerja, sebagai umat Tuhan, sebagai orang yang berasal dari masa lampau yang saya merasakan sebuah panggilan dari Tuhan untuk melakukan perubahan di bidang kesehatan demi menyelamatkan umat Tuhan di Papua. Lewat kepercayaan yang diberikan kepada saya oleh Gubernur Papua atas restu Tuhan dimana hari ini saya diberi tugas sebagai Direktur RSUD Jayapura defenitif. Tentu ada maksud Tuhan di balik ini. Oleh karena itu, saya menyambut kepercayaan ini dengan penuh sukacita yang mengandung penuh tangung jawab yang akan saya pikul ke depan. Sebab RSUD Jayapura ini terkenal dengan banyak masalah,” kata Aloysius kepada wartawan usai pelantikan.

Menjawab pertanyaan wartawan terkait turunnya eselon yang diembannya dari Kepala Dinas Kesehatan Papua ke Direktur RSUD Jayapura, Aloysius dengan senyum menjawabnya santai.

Bersama istri dan sesama pimpina OPD yang baru dilantik.

“Dalam hidup saya tidak memandang tingkatan dari jabatan. Sekecil apapun tugas yang diberikan harus saya kerjakan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, karena tadi belum ada dilantik Kepala Dinas Kesehatan Papua yang baru, maka secara otomatis saya masih merangkap sampai ada pimpinan yang baru. Apalagi saya masih Koordinator Bidang Kesehatan Panitia Besar PON XX Papua.

Jadi kita ini anak buah, perintah diarahkan kemana, kita ikuti. Kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Direktur RSUD Jayapura adalah kepercayaan yang monumental, yang diharapkan seluruh masyarakat Papua agar terjadi perubahan besar di sana. Tak usah pikir ini eselon turun atau naik, yang penting tanggung jawab besar yang harus diselesaikan,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box