Administrator Diosesan Keuskupan Timika, P. Marthen E. Kuayo, Pr memberikan surat keputusan dan rekomendasi Muspasmee ke VI kepada keluarga dari Alm. Manfred Ch. Mote selaku tokoh Odaa Owaada dan filfus suku Mee-Yamoye.

DEIYAI (PB.COM)-Pelaksanaan Musyawarah Pastoral Mee (Muspasmee) Dekenat Paniai dan Tigi (Pati) ke-VI di Damabagata telah selesai. Sejumlah hasil dirumuskan. Salah satunya, ialah tempat dan tema pelaksanaan Muspasmee ke-VII pada 2023 mendatang.

“Hasil diskusi kami antara Tim Perumus, Tim Pastoral dan Administrator Diosesan Keuskupan Timika bahwa tuan rumah Muspasmee ke VII adalah di paroki St. Fransiskus Assisi Epouto,” kata Ketua Tim Perumus Dekenat Paniai-Tigi, Frans Doo saat penutupan , Minggu, (22/2/2020).

Doo mengatakan, pihaknya memutuskan tema pada musyawarah di daerah Tage Biru adalah ‘inkulturasi’.

“Jadi ini soal internal gereja yang akan kami bahas pada Muspasmee ke VII nanti di Epouto,” katanya.

Alasannya pihaknya menetapkan Epouto, kata dia, lantaran Epouto punya sejarah bahwa semua orang besar pasti menimba ilmu di daerah batu Uranium itu.

“Dulu orang-orang mau dapat ilmu pasti datang ke Epouto dan berkumpul di PPK (Pusat Pembinaan dan Kader). Sekarang PPK sudah mati, sekarang kita aktifkan kembali itu,” bebernya.

Menurut Doo, pelaksanaan Muspasmee akan berlangsung selama 17-23 Februari 2023 mendatang.

Admistrator Diosesan Keuskupan Timika, P. Marthen Ekowaibii Kuayo, Pr mengatakan tema kegiatan tahun 2023 berpusat pada kehidupan menggereja umat Katolik sendiri.

“Karena selama enam kali pelaksanaan Muspasmee kami bicara keluar dari internal basis umat, lebih ke sosial. Jadi nanti di Epouto adalah fokus untuk kami punya umat dan gereja Katolik,” katanya. (Abeth You)

Facebook Comments Box