Wisatawan yang berkunjung saat mencoba memahat ukiran Asmat

Wisatawan yang berkunjung saat mencoba memahat ukiran Asmat

JAYAPURA (PB): Kunjungan turis asing ke Festival Asmat yang biasa digelar setiap tahun  pada Minggu kedua bulan Oktober di Kabupaten itu, dilaporkan mengalami penurunan sejak tiga tahun terakhir.

“Dulunya, setiap tahun masih ada turis asing yang akan berkunjung ke Asmat. Namun saat ini sangat minim,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Papua, Iwanta Perangin-angin di Jayapura, Jumat (17/03/2017).

Menurut dia, pihaknya mencatat, penyebab utama penurunan jumlah wisman di festival tertua di Tanah Papua itu, disebabkan waktu pelaksanaan festival yang terkadang berubah. Selain itu, minimnya transportasi ke daerah tersebut juga menjadi pemicu utama. Padahal, Festival Asmat sangat menjanjikan untuk promosi wisata di Papua.

Iwanta mencontohkan transportasi ke Asmat yang biasa ditempuh dari Timika – Asmat, dengan pesawat carter, yang ongkos sekali jalan Rp 35 juta,  dengan jenis pesawat tipe Caravan yang hanya bisa ditumpangi 8 orang.

Belum lagi Jadwal transportasi udara maupun kapal cepat dari Timika-Asmat tidak menentu.

“Jika kita ikuti jadwal reguler, agak susah kita menjualnya. Sehingga kami harus mencarter pesawat. Asita Papua mencatat per satu orang turis, biaya perjalanan untuk menyaksikan Festival Baliem dan Festival Asmat dikenakan harga 3000 US$ dengan kurs Rp 13 ribu, dengan jangka waktu 10-14 hari. Lalu, tahun lalu juga tak ada Festival Asmat, karena musim kering yang berkepanjangan,” pungkasnya. (Admin)

 

 

Facebook Comments Box