David Haluk saat diwawancarai

JAYAPURA (PB) : Adanya komentar dari Bupati Jayawijaya  yang juga  bakal calon Gubernur Papua Jhon Wempi Wetipo (JWW) menuding ada kandidat  tertentu, yang memborong semua partai politik, serta meminta Partai Demokrat membuka pendaftaran, dengan alasan semua putra daerah  juga mempunyai  kesempatan yang sama, untuk  menjadi pemimpin diatas tanahnya sendiri  pada Pilgub Papua   2018 mendatang,  akhirnya mendapat tanggapan dari bakal calon Bupati Jayawijaya periode 2018-2023 David Haluk, M.Dip, Th.

Menurut David,  JWW harus sadar bahwa ia juga pernah melakukan hal itu, yakni  menyabet hampir  semua partai politik pada periode pertama, agar mampu memenangkan persaingan pada  Pilkada  Kabupaten Jayawijaya selama dua periode berturut-turut.

“Tanggapan saya  simpel saja hukum tabur tuai itu  tetap berjalan.  Artinya dia pasti   aplai  ke siapa saja.  Jadi hukum tabur tuai memang benar-benar  ada.  Hukum tabur tuai  kamu menuai apa yang kamu tabur. Pak JWW akhirnya  juga termakan hukum tabur tuai,” tegas David  Haluk di Jayapura, Senin (19/6/2017).

Dikatakannya,  secara hukum memungkinkan untuk siapa saja boleh mengambil partai politik semaksimal mungkin. “Kalau  mau borong partai politik, silakan borong saja  tergantung  pada kemampuan  setiap   kandidat,” terangnya.

Menurut dia,  semua ini adalah suatu pembelajaran politik yang pernah dilakukan  JWW  sepuluh tahun lalu.  Kini siapa pun kandidat sah-sah  saja jika ingin memborong partai politik.

“Pak JWW  menyampaikan  kenapa harus borong semua partai politik, jika mau maju pada Pilgub. Saya rasa kita  harus hati-hati bicara,  karena  kita harus koreksi  diri sendiri kembali tentang sepuluh tahun yang lalu.  Waktu itu pasangan boneka saja  yang dilakukan.  Orang Jawa bilang wayang  golek. Jadi ada yang main dibawah tapi  diatas dia ikut-ikut saja itu pasangan boneka. Jadi anggap saja mereka  borong partai. Jadi  sekarang juga  apa  yang dilakukan bakal calon Gubernur dia jangan complain. Kalau jago ya berhadapan head to head saja,” tegasnya.

Sementara Aziz Lani mengungkapkan, jika ada bakal calon Gubernur  Papua yang memiliki keberanian memborong partai politik, sebagai bagian dari stategi  politik  hukum  sah-sah saja  sepanjang  aturan hukum tak melarang. 

Ditambahkan   David Haluk, pihaknya juga  menolak keras, jika JWW mengklaim 100 persen suara rakyat diseluruh Kabupaten  Jayawijaya sudah diikat, agar memuluskan jalan JWW  menuju Papua 1 pada Pilgub Papua  2018 mendatang.

“Klaim itu menunjukkan sikap arogan seorang JWW. Rakyat pasti memakai hatinuraninya untuk memilih pemimpinnya,” beber David Haluk.

Sebagaimana diwartakan, pada Pilkada Jayawijaya  tahun 2013 lalu, bakal calon Bupati Jayawijaya dan bakal calon Wakil  Bupati Jhon Wempi Wetipo dan  John Richard Banua, SE memborong 29 partai politik. Sedangkan sisanya untuk Jhon Way, S.Hut-Dicky Kapisa.

JWW  juga menyatakan dalam Pilgub Papua, 100 Persen suara Jayawijaya miliknya, ketika pengukuhan Tim Pemenangan  JWW Jayawijaya, di Gedung Ukumearek Asso, beberapa waktu lalu.

JWW juga  menyatakan, kemenangan dalam Pilgub Papua  2018 akan lebih elegan jika Paslon tak melawan kotak kosong, ketika  mendaftar di  DPD Partai  Gerindra Papua di Jayapura,  Rabu (14/6) lalu. (Acel/PB)

 

Facebook Comments Box