Lukas Enembe mengangkat dua jari simbol siap maju bertarung di periode kedua usai acara deklarasi di Biak, 17 Mei 2017.

Tahapan Pemilihan Gubernur Papua 2018 sudah dimulai. Diawali dengan pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur  partai politik awal Juni 2017. Sebagai satu-satunya partai di DPRP yang bisa mengusung calon gubernur tanpa koalisi, DPD Partai Demokrat Papua pun sudah mendeklarasikan Lukas Enembe sebagai calon tunggal. Tetapi siapakah yang akan menjadi pendampingnya?

TEKA-TEKI tentang siapa sosok pendamping Lukas Enembe, SIP.MH untuk maju bertarung dalam pemilihan gubernur Papua periode 2018-2023 hingga kini belum terjawab. Sejumlah elit partai Demokrat Papua yang dihubungi Majalah Papua Bangkit memilih tak berkomentar dengan alasan masih melihat dinamika politik yang terus berkembang.

Namun, adanya kemungkinan Lukas menggandeng Klemen Tinal, SE.MM yang kini masih bersamanya memimpin Papua, cukup beredar luas di publik. Bahkan di beberapa kesempatan, Lukas pun mengatakan, ia dan Klemen Tinal sejauh ini memiliki hubungan yang harmonis hingga akhir periode pemerintahan Jilid I.

Lukas Enembe dan Klemen Tinal tampak berbincang serius dalam dalam sebuah kesempatan.

“Saya dan Klemen Tinal baik-baik saja, kami masih memimpin Papua satu tahun lagi dan semuanya hingga kini masih berjalan harmonis. Selama saya berpasangan dengan Tinal, jalannya roda pemerintahan aman. Kalau kami berdua jalan sendiri-sendiri pasti situasi di Papua tidak stabil. Ke depannya kami inginkan Papua aman,” kata Lukas di sela-sela pengembalian berkas di Kantor DPD I Partai Golkar Papua, Senin, 19 Juni 2017.

Tak hanya di pemerintahan, beberapa momen politik pun Lukas dan Klemen tampak akur. Mereka saling silahturami penuh persaudaraan. Pada Musda III DPD Partai Demokrat Papua, 16-17 Mei 2017 di Biak, Klemen ikut hadir.

Sementara Klemen Tinal saat menjawab pertanyaan sejumlah awak media yang menyambanginya di akhir Juni 2017 tampak santai dan hanya tersenyum. Ia menegaskan tak terlalu memikirkan soal Pilgub Papua 2018. Di saat kesibukan sejumlah kandidat melakukan manuver dan lobi-lobi politik mencari dukungan parpol, Klemen malah melakukan gerakan sosial membagikan “syal for noken”.

Lukas Enembe dan Klemen Tinal tampak santai di Biak Mei 2017 lalu.

“Pilgub itu hal biasa. Tak ada yang istimewah. Saat ini saya dan Lukas (LUKMEN—Red) masih lanjutkan pemerintahan. Sampai hari ini masih lanjutkan. Kalau esok lanjutkan atau tidak itu hanya Tuhan yang tahu. Kita tidak boleh mendahului kehendak Tuhan. Yang pasti sampai hari ini kami masih lanjutkan,” tegas Klemen sambil tersenyum.

Dukungan Luas Parpol

DPD Partai Demokrat Papua memiliki 16 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP). Ia menjadi satu-satunya partai politik yang bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur yang dipersyaratkan 12 kursi dukungan bagi setiap calon yang maju. Partai lain yang mendekati syarat itu yakni PDI Perjuangan dengan 7 kursi, Golkar dan Gerindra masing-masing punya 6 kursi, dan Hanura dengan 5 kursi.

Kendati demikian, Demokrat lantas tidak menutup diri untuk membangun koalisi. Sikap ini diperlihatkan Ketua DPD Partai Demokrat, Lukas Enembe, SIPMH yang juga calon gubernur Papua usulan Demokrat. Pada 7 Juni 2017, Lukas memulai aktivitas politiknya dengan menyambangi Kantor PDI Perjuangan di Jalan Banteng Asrama Haji untuk mengambil formulir pendaftaran. Mulai keesokan harinya, sepanjang pekan itu, Lukas juga mengambil formulir pendaftaran ke partai lainnya, di antaranya, Golkar, Gerindra, Nasdem, PPP dan PKS.

Ketua DPD Demorat Papua Lukas Enembe berdiskusi serius dengan Wakil Ketua DPD Demokrat Pappua Carolus Bolly (Demisioner) dan Sekretaris DPD Partai Demokrat Papua Rifai Darus (Demisioner)

Selanjutnya pada 19 Juni 2017, Lukas yang didampingi elit Demokrat Papua mengembalikan berkas pendaftaran, yang artinya mendaftar secara resmi ke semua partai yang disambanginya, mulai dari NasDem, Gerindra, PDIP, PKS, PPP dan Golkar.

“Jadi hari ini kami datang mengembalikan berkas, sekaligus mendaftar secara resmi. Apapun keputusan partai, kami siap terima,” kata Lukas saat menyerahkan berkas kepada pimpinan DPD PDI Papua dan Panitia Seleksi di Kantor DPD PDIP Papua, Jalan Banteng, Asrama Haji-Kotaraja, Senin, 19 Juni 2017.

Di kantor DPD Golkar, sinyal dukungan terhadap Lukas menguat. Adalah Plt. Sekretaris DPD I Golkar Provinsi Papua, Azis Bauw, yang pada kesempatan itu menyampaikan keinginan besar isi hati Ketua Umum Golkar Setya Novanto mengusung Lukas dan Klemen. Azis mengaku hal itu disampaikan langsung saat ia dan sejumlah pengurus Golkar Papua lainnya, di antaranya Paskalis Kossay, bertemu Setya Novanto di kediamannya di Jakarta.

Lukas Enembe disambut petinggi DPD I Golkar Provinsi Papua saat mengembalikan berkas sekaligus mendaftar secara resmi menjadi calon gubernur, 19 Juni 2017

“Harapan beliau (Setya novanto) untuk bapak tampil lagi sangat besar. Karena pada saat pertemuan di kediaman Pak Ketua umum, beliau sudah menyinggung nama bapak. Tetapi harapan kita ada take and give dalam artian ada kompensasi politik, terutama menghadapi situasi politik saat ini,” ujar Azis didampingi elit Golkar Papua di antaranya Sefnath Masfinith, Yan Ayomi, Tan Wie Long.

Sekedar diketahui, selain Demokrat, sejumlah partai yang secara terang-terangan telah menyatakan dukungan untuk mengusung Lukas Enembe yakni Hanura (5 kursi), NasDem (3 kursi), PKPI (2 kursi) dan PAN (2 kursi). Selain Lukas, sejumlah kandidat lain yang digadang-gadang maju yakni Paulus Waterpauw melalui Golkar dan Jhon Wempi Wetipo dengan PDIP Perjuangan. (gmr/mbk/ar/dbs/pernah dimuat di versi cetak Majalah Papua Bangkit Edisi Juni 2017)

Facebook Comments Box