Wakil Presiden GIDI Pendeta Usman Kobak, S.Th.MA melakukan pengguntingan pita pertanda diresmikannya Kantor Klasis GIDI AIWA Bokoneri Tolikara, Kamis (31/8/2017) pekan kemarin.

BOKONDINI (PB) – Wakil Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Pendeta Usman kobak, S.Th.MA meresmikan Kantor Klasis GIDI AIWA Wilayah Bogo yang dibangun sejak tahun 2016 hingga selesai 2017 berukuran 20 kali 50 meter persegi yang dibangun atas swadaya dari 13 jemaat.

Ke-13 jemaat itu terbagi dalam 3 wilayah dewan yakni dewan Wanggulam, Omuk dan Abimbak itu diresmikan di Abimbak Distrik Bogoneri Kabupaten Tolikaram, Kamis (31/8/2017) pekan kemarin.

Ketua Panitia pembangunan kantor klasis GIDI AIWA Ev. Lendius Wenda mewakili 13 jemaat dari 3 wilayah dewan  bersuka cita dan mengucap syukur kepada Allah pencipta langit dan bumi serta segala isinya karena atas berkat dan rahmatnya sehingga seluruh proses langkah awal perencanaan dan peletakan pembangunan Kantor Klasis GIDI AIWA ini bisa rampung dengan baik.

Ia juga memberikan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada 13 jemaat dengan kesatuan dan kekompakan yang solid telah memberikan dukungan moril dan materil sehingga semua tahapan pembangunan kantor Klasis ini selesai dengan cepat,  peresmiannya bisa dilakukan dengan cepat pula.

Kantor Klasis GIDI AIWA Wilayah Bogo

“Saya tak lupa memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada kader-kader GIDI yang melayani pekerjaan Tuhan di berbagai tempat, lebih khusus Bupati Tolikara Usman G.Wanimbo, SE.M.Si dan Bupati Mamberamo Tengah R. Ham Pagawak, SH,M.Si serta kader GIDI lain yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam proses pembangunan kantor Klasis AIWA ini sehingga semua dapat diselesaikan dengan baik,” kata Lendius.

Sementara itu, Wakil Presiden GIDI Pendeta Usman Kobak mengakui GIDI telah ada di wilayah ini dari tahun 50-an dan GIDI lahir dan berkembang besar dari daerah lembah Bokondini ini. Cikal bakalnya Gereja ini lahir dengan nama GIIB berubah menjadi GIIJ dan sesuai dengan perkembangan politik dimana setelah Indonesia masuk menguasai wilayah Papua di tahun 60-an, nama Gereja ini berubah menjadi GIDI hingga sampai sekarang masih menggunakan nama GIDI.

Ke depan, tentu dengan era kemajuan modern saat ini nama GIDI bisa juga berupa, namun pelayanan GIDI berpijak pada Visi menjadikan semua suku bangsa menjadi murid-Ku dari Kita Kisah Pararasul 1:8. Dasar doktrin pada dua aspek penting yakni Penginjilan dan Pemuridan artinya pelayanan keluar dan pelayanan ke dalam.

Pendeta Usman  berharap semangat penginjilan yang ditanamkan orang tua sejak awal dimulainya misi penginjilan gereja ini patut dipelihara oleh generasi penerus.

Acara peresmian gereja tersebut digelar dengan bakar batu, melibatkan 13 jemaat Gereja GIDI, dihadiri sejumlah kader GIDI termasuk Wakil Bupati Tolikara terpilih 2017-2022 Dinius Wanimbo, SH dengan memberikan bantuan dana Rp 100 juta. (Derwes/Ed-Fri)

Facebook Comments Box