Asisten II Setda Papua Drs. Elia I Loupatty, MM memakaikan rompi kepada anggota Tim Save Korowai saat acara pelepasan di halaman Kantor Gubernur Papua, Senin (13/11/2017).

JAYAPURA (PB)—Pasca kunjungan Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP.MH ke Korowai, 23 Oktober 2017 yang diikuti pelepasan tim kesehatan pertama di Distrik Danowage, Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan Papua, kembali mengirim Tim Kesehatan (Timkes) “Save Korowai”. Bersama tim Korowai, juga dilakukan pelepasan tim kesehatan Samenage, Kabupaten Yahukimo, dan Yigi, Kabupaten Nduga.

Acara pelepasan dilakukan oleh Asisten Bidang perekonomian dan Kesra Sekda Papua, Drs. Elia I Loupatty, MM mewakili Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP.MH di sela-sela peringatan Hari Kesehatan Nasional dan Hari Pahlawan tahun 2017 di halaman Kantor Gubernur Papua, Senin (13/11/2017).

“Atas nama Pemprov Papua, saya secara resmi melepas Tim Kesehatan ini. Semoga kalian bisa melaksanakan tugas selama dua bulan di lapangan dengan baik. Ini merupakan cerminan bahwa kita memberikan perhatian serius terhadap sektor kesehatan demi menyelamatkan orang asli Papua,” ujar Loupatty.

Menurut Loupatty, tugas dari tim kesehatan ini merupakan representasi dari komitmen Pemprov Papua dalam rangka mewujudkan Papua Sehat 2018 dan meningkatan derajat kesehatan masyarakat Papua, terutama di daerah-daerah yang selama ini belum dijangkau dengan pelayanan kesehatan.

drg. Aloysius Giyai, M.Kes

Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes menjelaskan, pelepasan Tim Kesehatan “Save Korowai” merupakan representasi dari kunjungan Gubernur Papua ke Korowai,  23 Oktober 2017 lalu, dimana tim yang turun bakal berada di Korowai selama 2 bulan dan  menyelesaikan tugasnya pada Januari 2018.

“Tim Save Korowai, Samenage, dan Yigi dimana dari dinas kesehatan 3 orang, masing-masing daerah 3 orang terdiri dari 1 dokter, 1 perawat, 1 bidan. Jadi nanti di Korowai 6 orang, Samenage 6 orang, Yigi 6 orang tenaga medis. Mereka bertugas selama 2 bulan penuh yaitu bulan November dan Desember. Kita juga telah mengirim 2 ton makanan tambahan ke Korowai dan kita akan mengirim tenaga dokter, medis maupun paramedis ke Korowai, Samenage dan Tigi dan bertugas selama 2 bulan,” tuturnya.

Aloysius berharap, tim kesehatan yan diturunkan ini tidak hanya bekerja sendirian, tetapi juga mendapatkan dukungan dari pihak gereja, dalam hal ini Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Gereja Jemaat Reformasi Papua (GJRP) untuk wilayah Korowai, sementara untuk Gereja Kingmi untuk daerah Tigi, Nduga dan Gereja Katholik untuk daerah Samenage.

dr. Aaron Rumainum, Tim Save Korowai saat melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Korowai di kampung Afi Mabul, Kabupaten Boven Digoel.

Sementara itu, menyoal adanya sejumlah pihak yang peduli terhadap Korowai dan menggalang bantuan melalui media sosial akhir-akhir ini, Aloysius memberi apresiasi yang setinggi-tingginya. Ia menilai, hal itu wajar dilakukan sekaligus menegaskan bahwa persoalan kesehatan tidak hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan maupun pemerintah tetapi semua pihak yang hidup di atas Tanah Papua.

“Semua orang Tuhan berikan berkat lebih dan bertanggung jawab untuk saling membantu satu sama lain di daerah yang termarginalkan seperti Korowai. Jika mau kerjasama dengan kami di pemerintah, mari kami dengan tangan terbuka siap bekerjasama,” tegas mantan Direktur RSUD Abepura ini. (Gusty Masan Raya)

 

Facebook Comments Box