Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sekda Papua Elia I Loupatty, sesaat sebelum menutup BTF Sabtu (25/11) akhir pekan kemarin, di Wutung,dihadiri perwakilan dari Pemerintah Provinsi Sandaun, Provinsi East Sepik, Madang, Wewak dan Vanimo.

WUTUNG (PB) – Pemerintah Provinsi Papua mengharapkan kegiatan Border Trade Fair RI – PNG and South Pasific Countries, yang berlangsung selama tiga hari, yakni 23 – 25 November di perbatasan RI – PNG di Wutung Kota Jayapura, terjadi komunikasi dan transaksi perdagangan dengan para pelaku usaha untuk meningkatkan volume perdagangan dan kerjasama yang baik di antara kedua negara.

Pernyataan itu disampaikan Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sekda Papua Elia I Loupatty, sesaat sebelum menutup BTF Sabtu (25/11) akhir pekan kemarin, di Wutung. Penutupan yang dihadiri juga perwakilan dari Pemerintah Provinsi Sandaun, Provinsi East Sepik, Madang, Wewak dan Vanimo ini dapat menjadi jembatan emas bagi para pelaku bisnis untuk mendapatkan peluang usaha bisnis baru bagi perdagangan dunia yang baru.

“Diharap juga melalui border ini ada hal – hal penting yang disepakati dalam bisnis meeting oleh kedua negara dibidang perdagangan,” kata Loupatty mewakili Gubernur Papua. Selain itu juga pemerintah provinsi memberikan  penghargaan kepada delegasi PNG dan semua pihak serta sponsor yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Betapa indah dan bahagianya ketika kita sebagai manusia hanya dibatasi oleh batas negara. Tetapi kita sebagai saudara mempunyai hubungan yang kuat.  Tidak ada hal – hal yang diragukan agar semakin meningkat persaudaraan dan saling menghormati,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, pemerintah provinsi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi di dalamnya. Karena kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini sudah berjalan aman dan lancar, serta penuh perhatian.

Sementara itu Ketua Panitia Suzana Wanggai yang juga Kepala Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua menjelaskan, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu merupakan kegiatan pertama untuk  pemerintah provinsi. “Kami buat kegiatan ini karena hubungan Indonesia dan Papua Nugini sudah semakin kuat dan erat,” tuturnya.

Saat ini baik negara Indonesia dan Papua Nugini telah membuat pos lintas batas  yang sangat megah. Untuk itu betapa pentingnya jika dibuka satu kegiatan yang mana penting untuk kedua negara dalam hubungan kerjasama perdagangan.

Ia menjelaskan, selama tiga hari telah dilaksanakan business meeting di mana antusiasme masyarakat cukup tinggi dari kedua negara. Suzana berharap ada satu forum yang bisa menghimpun kedua negara untuk kegiatan luar negeri.

Sebelumnya panitia tidak merencanakan kegiatan sebesar ini.  Akan tetapi dengan waktu dan promo yang begitu lengkap termasuk dari PNG dan Indonesia cukup besar, sehingga rencana semula yang hanya 20 stand saja, berkembang menjadi hampir 100 stand. “Kami berharap agar kegiatan seperti ini  dapat dilaksanakan setiap tahun. Ini kerjasama yang kuat sekali antara pemerintah dan organisasi pemerintahan yang ada di kedua negara,” kata Suzana.

Acara penutupan walau diwarnai hujan deras, diisi dengan berbagai door prize sumbangan dari beberapa stand yang ikut berpartisipasi seperti Stand Himpunan Pengusaha Muda Anak Asli Papua yang disingkat HIPMAS, pengusaha buah merah dari Kabupaten Keerom, Sampoerna, Sriwijaya Air, Pengusaha Telur SMS yang disaksikan langsung juga oleh Ondoafi Besar Skouw Abisai Rollo dan Staf Khusus Gubernur Bidang Luar Negeri Edwin Jelmau. Hadir pula anggota KADIN dari Provinsi Sandaun, Papua Nugini. (YMF/Ed-Fri)

Facebook Comments Box