Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si Berfoto bersama GenRe se-Indonesia pada acara Ngobrol Asyik Dengan Kepala di Gedung Serbaguna Kantor Walikota Manado, Kamis (05/07/2018)

JAYAPURA (PB.COM)—Dalam rangka merespon permasalahan remaja saat ini, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe). Program ini adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda, dimana setiap tahun dilakukan pemilihan Duta GenRe. Bagaimana dengan Papua?

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si mengatakan di tahun 2019, pihaknya ingin mengajak Generasi Berencana (GenRe) yang adalah Generasi Emas sekaligus Generasi Milenial untuk membangun citra positif di kalangan remaja di bawah tema Sekedar Cinta Tak Cukup Membuatmu Bahagia.

“Kegiatan GenRe ini kan pada intinya bertujuan ada tiga yakni menghindari seks pranikah di kalangan remaja, mencegah pernikahan dini dan menjauhkan diri dari NAPZA. Sehingga saat tiba dimana mereka mau berumah tangga, dasar ini menjadi landasan yang kuat bagi mereka untuk membangun keluarga berkualitas,” kata Sarles Brabar kepada papuabangkit.com, Senin (15/04/2019).

Sarles mengatakan, seperti tahun sebelumnya, Duta GenRe Papua yang akan terpilih adalah 2 pasang yang berasal dari dua jalur berbeda yakni jalur pendidikan (SMA/SMK, Perguruan Tinggi) dan jalur masyarakat (pemuda gereja, karang taruna, komunitas pemuda dan lainnya).

“Kita juga harapkan Duta GenRe adalah generasi yang cerdas, disiplin  dan tegas. Mereka akan mengikuti test materi dan bahasa Inggris,”  tegas Sarles .

Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) pada BKKBN Provinsi Papua Drs. Djonny Suwuh mengatakan sejak Senin (15/04/2019), pihaknya tengah melakukan sosialisasi dan pemilihan Duta GenRe di tiga daerah secara serentak yakni Biak, Merauke dan Nabire.

Kegiatan Workshop dan Sosialisasi Pemilihan Duta GenRE di Hotel Ermasu, Senin (15/04/2019)

Kegiatan ini, kata Djonny, diawali dengan workshop Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) untuk memberikan sosialisasi kepada remaja dan orang tua remaja, bagaimana mempersiapkan kehidupan dalam hal remaja memasuki rumah tangga. Kegiatan ini dilaksanakan melibatkan tenaga-tenaga terlatih yang pernah mengikuti pelatihan di Bekasi, Jawa Barat,” kata Djonny.

Menurut John, adapun remaja yang diundang yaitu Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja, baik di Perguruan Tinggi, SMA/SMK maupun kalangan umum, termasuk orang tua remaja ikut dilibatkan.  Tujuannya ialah dengan worshop ini melahirkan remaja-remaja berkualitas.

“Sehingga yang SMA/SMA masuk ke perguruan tinggi dan yang perguruan tinggi masuk ke dunia kerja nyata. Demikian pun ketia dia masuk berumah tangga, dia sudah berkualitas, memiliki keturunan yang berkualitas dan rumah tangga yang berkualitas,” katanya.

Data BKKBN 2018 menunjukkan saat ini, PIK Remaja berjumlah sekitar 23.579 di 34 Provinsi yang menjadi wadah bagi remaja untuk berkumpul, berbagi cerita, berkreativitas dan saling tukar informasi. PIK Remaja dikembangkan melalui jalur pendidikan (SMA/SMK, Perguruan Tinggi) dan jalur masyarakat meliputi organisasi kepemudaan, keagamaan dan komunitas remaja. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box