Dubes Belgia Stephane De Loecker diterima Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE. MM di ruangan kerjanya, Senin (13/5).

JAYAPURA (PB.COM) – Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Stephane De Loecker mengunjungi Provinsi Papua untuk menjajaki kerjasama bidang ekonomi.

Ini merupakan kunjungan pertama Stephen De Loecker ke Papua sejak menjabat sebagai Dubes sejak setahun lalu. Kunjungan Dubes Belgia diterima Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE. MM di ruangan kerjanya, Senin (13/5/2019).

Kepada pers usai pertemuan, Wagub Klemen mengatakan, pemerintah Belgia tertarik untuk menjalin kerjasama bidang ekonomi khususnya komoditas coklat mengingat Belgi merupakan salah satu negar penghasil coklat terbesar di dunia.

“Belgia merupakan salah satu negara penghasil coklat terbesar makanya kami sampaikan dulu daerah Tabi merupakan penghasil coklat terbesar,” ujar Wagub yang dalam pertemuan tersebut didampingi Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri, Suzana Wanggai dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Papua, Tomi Israil Ilolu.

“Ini merupakan penjajakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah Belgia di bidang ekonomi” katanya.

Oleh sebab itu, ujar Wagub, jika Pemerintah Belgia berkeinginan mengambil coklat di Papua, maka dapat bekerjasama dengan para petani coklat sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka.

Menurut Wagub, dalam pertemuan itu Dubes Belgia memprioritaskan untuk mengunjungi Provinsi Papua. Selain untuk memperkenalkan diri ke pemerintah Papua, Dubes juga ingin mengetahui dan melihat langsung situasi perekonomian di Papua.

Dalam pertemuan tersebut, Dubes Belgia juga ingin mendapat informasi tentang situasi keamanan dan politik di Bumi Cenderawasih. “Saya sampaikan keamanan secara umum di Papua aman dan terkendali, walaupun terkadang sesuatu yang terjadi lebih karena komunikasi yang tidak berjalan dengan baik dan hal – hal ke arah faktor manusia bukan karena faktor pemerintah,” ungkap Wagub.

Sebab saat ini Pemerintah Provinsi Papua berusaha membangun Papua dengan luar biasa, hanya saja terkadang orang yang diberikan kepercayaan salah menerjamahkan kebijakan pemerintah pusat mengakibatkan timbul hal – hal yang tidak diinginkan di Papua.

Wagub lmenambahkan untuk menjadi pemimpin di Papua atau pemimpin Indonesia dalam membangun hubungan Papua harus benar – benar memahami karakter dan budaya orang Papua serta cara pandang maka semua akan baik.

“Untuk itu Pemerintah Pusat mengambil kebijakan dengan memberikan Otsus, negara mengakui bahwa ada situasi yang beda sehingga diberikan Otsus untuk membangun dirinya. Kadang kita menganggap bahwa saya mengetahui Papua namun membuat kacau, itu yang saya minta pejabat – pejabat di Pusat supaya kalau datang ke Papua jangan percaya diri berlebihan tetapi koordinasi dengan Pemprov Papua supaya apa yang kita inginkan bisa tercapai dan masyarakat menikmati apa yang diinginkan negara,” pungkasnya. (Andi/Frida)

Facebook Comments Box