Ilustrasi ekspor PTFI

JAYAPURA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat terjadi penurunan ekspor pada Mei 2019 sebesar 94,54 persen, senilai US$8,63 juta dibanding bulan sebelumnya US$158,08 juta.

Kepala BPS Papua Simon Sapary dalam siaran persnya menyebutkan, jika dilihat dari jenisnya, ekspor Papua terdiri dari barang migas sebesar US$978 dan barang nonmigas sebesar US$8,63 juta.

“Ekspor terbesar berasal dari Pelabuhan Bade yaitu senilai US$5,09 juta atau 59,07 persen dari total ekspor Papua,” sebutnya.

Sementara itu, secara kumulatif, total ekspor Papua pada Januari-Mei 2019 adalah senilai US$539,31 juta atau menurun sebesar 71,29 persen dibandingkan total ekspor Januari-Mei 2018 yang senilai US$1.878,18 juta.

Pada Mei 2019 pula, tercatat ekspor golongan Ikan dan Hewan Air Lainnya (HS03) senilai US$0,02 juta. Sedangkan ekspor golongan Non Migas Lainnya yang senilai US$2,64 juta mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai US$4,21 juta.

Sedangkan nilai kumulatif ekspor golongan Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada periode Januari-Mei 2019 sebesar US$479,83 juta.

“Namun, nilai ini menurun apabila dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2018 yang sebesar US$1.326,22 juta. Kemudian, golongan Kayu & Barang dari Kayu (HS44) memiliki nilai kumulatif sebesar US$43,23 juta. Golongan Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) memiliki nilai kumulatif sebesar US$0,05 juta. Sementara nilai kumulatif ekspor golongan Non Migas Lainnya mengalami peningkatan menjadi US$16,19 juta,” jelas Simon.

Lanjut dijelaskan, untuk ekspor ke enam negara utama pada Mei 2019 tercatat senilai US$5,82 juta atau menurun 96,1 persen dibanding nilai pada April 2019 yang sebesar US$149,1 juta.

Ekspor ke negara lainnya pada Mei 2019 yang senilai US$2,81 juta mengalami penurunan dibanding April 2019 yang sebesar US$8,97 juta. Negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah Saudi Arabia dengan nilai ekspor US$2,38 juta, dimana komoditi yang diekspor berupa industri kayu lapis.

Secara kumulatif, ekspor Papua ke enam negara utama dan negara lainnya pada periode Januari-Mei 2019 menurun masing-masing sebesar 65,6 persen dan 64,2 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. (Andi/Frida)

Facebook Comments Box