Tampak Stadion Papua Bangkit untuk PON Papua yang berdiri megah di Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura.

JAYAPURA (PB.COM)-Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) secara resmi memutuskan bahwa pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Nasiknal (Popnas) XV dan Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) IX Tahun 2019 yang awalnya akan dilaksanakan di Provinsi Papua akan dipindahkan ke provinsi lain.

“Kami baru saja bertemu Sesmenpora, Bapak Gatot Dewabrata, dan diberikan penjelasan mengenai respon terhadap Surat Bapak Gubernur perihal Permohonan Pemindahan Penyelenggaraan Popnas dan Peparpenas.  Secara resmi Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, dapat memahami latar belakang permohonan tersebut dan sudah menyetujui permintaan Bapak Gubernur tersebut. Saya juga sudah menerima Surat pemberitahuan dari Sesmenpora yang ditujukan kepada Kepala Dispora seluruh Indonesia,” kata  Plt. Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua, Alexander Kapisa, ST.

Menpora Imam Nahrawi mencoba rumput lapangan Stadion Papua Bangkit saat kunjungannya 21 Juni 2019 silam.

Dalam surat yang ditandatangani Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga dan ditujukan kepada Kepala Dispora Seluruh Indonesia No. SS.8.23.5/SET/VIII/2019 Perihal Pemberitahuan Pembatalan Popnas XV dan Peparpenas IX Papua tersebut disampaikan bahwa pemerintah sangat memahami kondisi di Provinsi Papua saat ini, khususnya berkaitan dengan keamanan yang belum stabil dan alasan teknis berkaitan dengan lelang venue yang sampai saat ini belum tuntas.

Perihal lokasi pelaksanaan Popnas dan Peparpenas yang baru pasca mundurnya Provinsi Papua, kata Kapisa, sampai saat ini belum diputuskan.

Lalu bagaimana nasib penyelenggaraan PON XX Papua tahun 2020. Saat menggelar jumpa pers di Gedung Negara Jayapura,  Jumat (16/8/2019), Gubernur Lukas Enembe, SIP.MH mengatakan Pemprov Papua sedang mewacanakan untuk pengunduran pelaksanaan PON Papua yang seharusnya berlangsung Oktober 2020 itu.

Gubernur Papua Lukas Enembe saat menjawab wartawan di Gedung Negara Jayapura.

“Kendalanya ada di venue dan peralatan. Kami beberapa waktu lalu bertemu Erik Tohir (Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018) dan dia mengatakan asian games saja bisa tunda apalagi PON. Kita mau ketemu presiden untuk ditunda, karena kita evaluasi pelaksanaan pembangunan sampai berapa persen kemudian kita beli alat peralatan harusnya satu tahun sebelumnya, kapan kita belanja? Sementara kita mau pinjam di asian games saja sudah tidak ada. Inpres PON saja, sekarang baru masuk di ibu Puan Maharani (Menko PMK). Jadi kita mungkin minta waktu, kalau Jokowi setuju yah mungkin ditunda ke 2021 atau 2022,” kata Gubernur Lukas.

Gubernur Papua Lukas Enembe didampingi Sekda Papua Hery Dosinaen saat meninjau Stadion Papua Bangkit, Maret 2019 lalu.

Menurut Lukas, wacana penundaan ini bukannya tanpa alasan. Sebab untuk pembangunan infrastruktur PON saja semuanya harus dibangun dari nol. Belum lagi untuk persiapan alat-alat pertandingan yang seharusnya dipersiapkan satu tahun sebelum hari pelaksanaan. Lalu kesiapan atlet dari seribu atlet baru 800 atlet yang terdata.

“Untuk PON saja kita masih butuh anggaran Rp 4 triliun, kecuali negara mau turun tangan,” katanya. (Gusty Masan Raya/Andi)

Facebook Comments Box