Onesimus Heluka. S.Sos saat tampil dalam kegiatan Lemhanas RI di Jakarta.

DI RESTORAN salah satu hotel baru di wilayah Abepura, saya bertemu pria muda berusia 22 tahun ini. Hari itu, Rabu, 27 Agustus 2019. Senyum manis dilemparnya ketika saya menyapanya tiba-tiba. Sepanjang dua jam lebih, kami duduk berseberangan. Tanpa saling kenal. Sibuk dengan laptop masing-masing di atas meja. Dan sesekali terdengar sama-sama mengeluh soal jaringan internet yang putus nyambung.

Dua minggu belakangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika memang membatasi jaringan internet di Papua dan Papua Barat pasca demo menolak rasisme yang berunjung ricuh di sejumlah daerah. Aktivitas jurnalistik saya terganggu. Demikian pun giat tender proyeknya di LPSE Papua terhenti.

“Kaka, kalau tidak salah, Kaka ketua HIPMI Yahukimo?” Saya bertanya sambil melirik desain logo HIPMI di layar Macbook-nya.

“Benar saudaraku,” jawabnya ramah.

Onesimus menerima penghargaan Indonesian Top Leadership Achievement Award 2019 di Hotel Lumire Jakarta dari Yayasan Citra Prestasi Anak Bangsa.

“Berarti kemarin saya naikkan berita Kaka soal apresiasi HIPMI Yahukimo tentang Radio Bumi Sumohai di media online-ku.”

“Oh ya?” Dia sedikit kaget. Menghampiri mejaku. Kami berjabatan tangan dan berkenalan. Bertukar nomor handphone. Lalu saya pun membagikan link berita dimaksud. Dan…akhirnya, meminta dia untuk wawancara singkat. Dia setuju. Walau di sela-sela kesibukannya melayani sejumlah telpon yang masuk ke gadget-nya, mengatur bisnisnya.

Lelaki bernama lengkap Onesimus Heluka, S.Sos adalah seorang pebisnis muda Papua asal Kabupaten Yahukimo. Sejak semester VI, saat berkuliah di Fakultas FISIP Prodi Admnistrasi Perkatoran Universitas Cenderawasih Jayapura, ia sudah berkecimpung di dunia bisnis dengan membuka CV Wesih Yaya dan PT Wesih Laskar Matahari (WLM) dan menjadi kontraktor. Mengerjakan sejumlah proyek.

Dia juga adalah mantan Ketua II Senat di Dewan perwakilan Mahasiswa Fakultas FISIP (DPMF) Universitas Cenderawasih Jayapura. Pernah juga menjadi Ketua Asrama Yalimo di Jayapura. Bahkan, Sekarang dipercayakan menjabat sebagai Ketua Kelas Lemhanas RI Ikal  V pemantapan nilai kebangsaan Republik Indonesia ini di Jakarta.

Pada Sabtu, 27 Juli 2019, Onesimus yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) BPC Kabupaten Yahukimo ini menerima penghargaan Indonesian Top Leadership Achievement Award 2019 di Hotel Lumire Jakarta dari Yayasan Citra Prestasi Anak Bangsa.

“Ada delapan orang di seluruh Indonesia menerima penghargaaan bergengsi ini. Saya satu-satunya anak Papua yang ikut menerima ini,” ujar Direktur PT Wesih Laskar Matahari ini.

Onesimus lahir di Yahukimo, 27 November 1995. Dia adalah putra bungsu dari tujuh bersaudara. Kakaknya yang sulung, Marthinus Heluka, S.Sos adalah Sekretaris Dinas Sosial di Kabupaten Yalimo. Sedangkan kakaknya yang kedua, Yulianus Heluka, SH saat ini menjabat Wakil Bupati Yahukimo.

“Hari ini saya lahir, esok mama saya Abiagam Payage meninggal. Saya lalu dibawa oleh misionaris bersama om saya ke daerah penginjilan di Yalimo. Saya kemudian dibesarkan oleh kaka pertama saya Marthinus Heluka,S,Sos Dan mereka angkat saya jadi anak pertama mereka,” katanya dengan mata berkaca-kaca mengenang mamanya.

Lalu apa pandangan Onesimus dalam memberdayakan pengusaha muda di Papua? Berikut petikan obrolan ringan Pemimpin Redaksi papuabangkit.comGusty Masan Raya bersama Onesimus.

Apa Pandanganmu Terhadap Minat Anak Muda Papua Saat Ini Dalam Dunia Bisnis?

Saya melihat kaum muda Papua belum banyak berminat di bisnis. Mereka lebih banyak masih berorientasi pada politik dan birokrasi. Karena itu, saya ingin mengajak kaum muda Papua untuk mengubah mindseat-nya tentang membangun Papua. Jangan hanya lihat pembangunan dari sisi politik saja sehingga terjun ke politik, jadi bupati atau anggota DPR. Tetapi hal paling utama adalah terjun di bidang ekonomi. Jadi generasi milenial Papua jangan habis kuliah orientasinya ke politik atau jadi PNS saja.

Apa Jaminannya Kalau Anda Melihat Peluang Bisnis Lebih Menjanjikan Bagi Kaum Muda Papua?

Saya punya dua alasan mengapa mengajak generasi muda Papua untuk harus terjun menjadi pelaku ekonomi, berbisnis atau berwirausaha (entrepreneurship). Pertama-tama, jika seorang muda Papua usai kuliah langsung terjun ke politik, maka ia mematikan karir dan potensinya di bidang lain, termasuk bisnis. Sebab kejayaan politik ada batas waktunya sedangkan menjadi pebisnis itu bisa dilakukan sepanjang tahun. Alasan kedua, politik sangat beresiko memotong karir kaum muda. Jika Anda, salah, Anda diganti. Jadi mau tidak mau, harus pintar bermain politik.

Menurut Anda Apa Tantangan Berat Bagi Pengusaha Asli Papua Saat Ini?

Saya melihat, tantangan global yang dihadapi kaum muda Papua saat ini adalah penguasaan teknologi. Ini yang masih kurang. Oleh karena itu, para pengusaha muda Papua semakin hari harus semakin meningkatkan kapasitas dan kemampuannya, termasuk di bidang teknologi sebagai tuntutan persaiangan global.

Contoh sederhana ini, kita pengusaha. Semua proyek-proyek yang ditender di LPSE sekarang menggunakan sistem online. Kalau kita tidak menguasai internet, kita akan ketinggalan. Kita akan kerja proyek yang PL (Penunjukan Langsung) saja di bawah Rp 1 Miliar.

Kita harus berani lawan kebodohan, ketertinggalan kita dengan belajar dari luar. Belajar dari orang lain. Jangan tunggu! Ini saya lagi ikut tender, tapi ada permasalahan jaringan jadi sempat terhenti. Berharap segera pulih.

 

Selain Itu Menurut Anda?

Kita orang Papua harus siap menerima perubahan. Harus pintar membaca peluang, termasuk dalam hal ekonomi dan politik di tengah masyarakat. Lihat saja, sekarang jalan Trans Papua sudah tembus Wamena. Kalau jalan sudah bagus, transportasi lancar, orang luar Papua mulai datang, kita orang asli Papua harus siap bersaing, salah satunya dengan menguasai teknologi. Jika kita tidak siap, kita akan jadi penonton.

Berapa Pengusaha Muda di Yahukimo Yang Sudah Anda Data?

Kami mendata ada sekitar 50 lebih pengusaha Papua di Yahukimo. Ada yang punya PT, CV ada yang buka koperasi. Kemarin saya launching sebuah Koperasi Jila Cahaya Abadi di Kampung Unahukam, saya hadir dalan Rapat Agenda Tahunan (RAT). Dalam sambutan saya sampaikan bahwa ini jadi contoh agar kampung-kampung lain bisa buat seperti ini.

Apakah HIPMI Yahukimo Melihat Para Pengusaha Muda Di Wilayah Itu Sudah Maju?

Jujur saja sebagian besar kami di HIPMI Yahukimo ini baru terjun di dunia bisnis. Istilahnya, tambah-tambah, kurang-kurang bisa. Tapi kalau bagi-bagi, kalkulator eror. Artinya, kemampuan kami untuk me-manage keuangan dan bisnis dan menerima jenis pekerjaan atau usaha yang besar itu rata-rata belum mampu. Yang cocok sekali adalah usaha UKM atau bangun koperasi. Di kampung-kampung, mestinya dibangun koperasi dengan memanfaatkan dana desa yang ada setiap tahun, taruhlah Rp 100 juta setiap tahun.

Carter pesawat kecil type Caravan itu sangat mahal. Heli saja mahal, hitung per menit. Akses yang sulit seperti ini, harusnya pemerintah kampung berpikir bagaimana agar perputaran uang di kampung itu bisa jalan. Jadi tidak perlu bergantung pada bantuan pemerintah. Harus belajar mandiri. Ya salah satunya melalui koperasi itu.

Saya selalu meminta kepada HIPMI Provinsi Papua dan Pusat bagaimana kita ikut dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur, jalan dan jembatan. Di beberapa distrik jika sudah dihubungkan oleh jembatan dan jalan. Setelah itu, bangun perumahan rakyat, penerangan, air bersih, lalu fasilitas pendidikan dan kesehatan. Saya selalu bicara dengan bupati dan wakil bupati. Kebetulan wakil bupati adalah kakak kandung saya. Kami dua selalu sharing.

Anda Tinggal di Kabupaten Yahukimo. Apa Penilaian Anda Terhadap Sejumlah Kebijakan Ekonomi Yang Dilakukan Pemda Setempat?

Kondisi geografis  Kabupaten Yahukimo memang sangat sulit. Ada 51 distrik dam 517 kampung. Semuanya rata-rata sulit diakses melalui jalan darat. Semua lewat pesawat perintis. Saat ini, kami sangat dukung Pemda Yahukimo yang sedang bangun pelabuhan Logpon sehingga suplai bahan sembako dan BBM dari Timika bisa berjalan lancar.

Hanya saja kami melihat pemerintah sekarang masih belum banyak memberi peluang kepada pengusaha Orang Asli Papua. Kami di HIPMI adalah asosiasi pengusaha muda yang siap memberikan kontribusi pemikiran bagaimana membangun daerah. Kami juga sering duduk dengan Gapensi, Ardin, dengan KAPP (Kamar Adat Pengusaha Papua). Semestinya Bupati merangkul para pengusaha Papua, merangkul kami dan bekerja sama membangun Yahukimo.

Tapi kami apresiasi juga sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Perindag, Koperasi dan UKM yang cukup memperhatikan ekonomi produktif dan ekonomi kreatif lokal. Banyak kegiatan mereka menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

Pelabuhan Logpon, Yahukimo yang menjadi akses suplai BBM dari Timika.

Tetapi Ada Juga Beberapa Kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Yang Bagus Seperti Pembangunan Jober Pertamina di Kampung Pepera Untuk Kembalikan BBM Satu Harga?

Ya Benar. Itu kebijakan yang bagus dan saya sangat setuju. Itu hari kami memang sama-sama survey dengan Pertamina dari Pusat dan Dinas Perhubungan. Kebijakan membangun jober Pertamina di Kampung Pepera itu sangat bagus. Tapi satu hal yang saya usulkan kepada Pemerintah Daerah, pekerjaan ini juga melibatkan pengusaha lokal di Yahukimo. Supaya kita sama-sama rasa memiliki dan tujuan untuk kembalikan BBM Satu Harga seperti di Jawa itu tercapai.

Lalu Sejauhmana Kebijakan Pemda Yahukimo Menjangkau Ekonomi Masyarakat di Tengah Kondisi Geografis Yang Sulit di Yahukimo?

Pemerintah saat ini memang membuka akses jalan darat dari Wamena. Selain itu, kami juga memberi apresiasi yang luar biasa atas  kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Yahukimo yang melakukan subsidi penerbangan pesawat perintis untuk penumpang dan kargo ke 10 distrik. Saya di HIPMI juga tangani 3 helikopter dan 3 pesawat Caravan. Tanggal 6 September ada perayaan Yubileum GJRP di Klasis Landikma Kabupaten Yalimo jadi dikontrak. Kalau heli kan dia bisa tembus segala cuaca. Beda dengan pesawat Caravan, kalau cuaca jelek dia tidak akan terbang. Jadi kami juga mau membantu pemerintah daerah dalam hal transportasi.

Tapi hari minggu saya larang terbang. Karena itu hari Tuhan. Saya belajar dari sistem manajemen usaha dari orang Barat.

 Apa Pendapatmu Soal Demonstrasi Akhir-Akhir Ini di Papua dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Ekonomi?

Terkait kondisi terakhir di Papua yang kita hadapi menyangkut demo rasisme, saya tak mau berkomentar banyak. Karena bidang saya fokus di ekonomi. Soal keamanan, itu tugas pemerintah. Tetapi saya berpikir, demonstrasi itu hal wajar dalam demokrasi. Silahkan demo, tapi harus tertib dan tidak anarkis. Jangan rusak tata kota kita yang sudah dibangun. Kalau kita rusak rumah kita, sama saja kita merusak kita punya diri. Silahkan demo, sampaikan aspirasi dengan profesional.

Sebab kalau kita sesama warga di Papua bentrok, toh esok lusa kita tetap duduk sama-sama, isap rokok minum kopi sama-sama. Jadi tak ada gunanya kita berkelahi.

Apa Harapan Terakhir Anda Terhadap Generasi Muda Papua?

Saya ajak generasi muda Papua, mari kita bekerja dan berusaha, jangan jadi penonton. Kita harus menjadi tuan di atas tanah sendiri. Kita jangan tunggu orang dari luar yang datang bangun Papua. Kitalah yang harus membangun sendiri kampung kita. Potensi alam Papua ini sangat kaya, mari kita kerja dan olah bersama.

Saya tipikal orang yang bicara sedikit, komentar sedikit, tapi banyak kerja. Apa gunanya kita banyak bicara tapi implementasinya tidak ada. Karena semua ini ujung-ujungnya duit, ujung-ujungnya meja makan. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box