Bentangan merah putih dibawa oleh perwakilan pemuda dalam parade etnis di kabupaten Merauke, Senin (16/9/2019).

MERAUKE (PB.COM) – Seribuan orang dari berbagai etnis nusantara meramaikan acara Deklarasi Cinta Damai yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Merauke, berlangsung di halaman kantor Bupati setempat, Senin (16/9) siang.

Sebelum acara deklarasi, digelar parade etnis oleh  perwakilan masyarakat nusantara baik dari  dari suku adat Marin dan Muyu, juga 50 paguyuban yang tampil dengan pakaian adat dari daerah mereka masing masing, ada pula penampilan drumband dan tarian oleh pelajar serta atraksi barongsai yang dibawakan oleh etnis Tionghoa.

Menarik, karena dalam parade ini dibentangkan bendera merah putih sepanjang 100 meter yang dibawa oleh perwakilan pemuda dan diarak hingga ke tempat acara deklarasi.

Acara deklarasi dihadiri oleh Bupati Merauke, Frederikus Gebze, Wakil Bupati dan jajaran Muspida setempat, mantan Bupati Merauke , Jhon Gluba Gebze, para tokoh agama, adat dan pemuda serta Staf Khusus Presiden, Ali Mochtar Ngabalin.

Deklarasi diawali dengan doa lintas agama, kemudian dilanjutkan pembacaan deklarasi (pernyataan sikap ) oleh Ketua LMA Merauke, lalu pelepasan balon dan diakhiri dengan penandatanganan deklarasi oleh Bupati dan Muspida serta perwakilan etnis nusantara.

Salah satu pernyataan sikap adalah sepakat tidak terpengaruh oleh isu isu yang tidak benar, menolak rasis dan hoax, meminta pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota di seluruh Indonesia untuk memberi perlindungan dan kenyamanan bagi warga Papua yang berdomisili atau sedang studi di daerah masing masing.

Bhinneka Tunggal Ika
Bupati Frederikus Gebze dalam sambutannya menyatakan, kegiatan deklarasi damai ini membuktikan bahwa semua masyarakat Merauke  adalah satu dalam Bhinneka Tunggal Ika dan dalam Bingkai NKRI.

“Dari negeri ini kami semua ingin seluruh sodara etnis nusantara tidak perlu takut akan kedamaian, kenyamanan dan keselamatan yang sudah kita jaga bersama sama selama ini. Sebab dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, saling menghormati, menghargai saling mengayomi dan melayani adalah prinsip yang dijalankan untuk kita semua,” ujar Frederikus.

Dia juga mengajak seluruh stake holder yang ada agar tidak terpengaruh dengan situasi yang terjadi saat ini.

“Karena kita berada di tapal batas NKRI, sehingga biarlah daerah lain membara kita disini tidak boleh ada yang berupaya mengganggu ketentraman, itu karena mereka tidak  tahu  apa yang diperbuat, smoga mereka  diselamatkan.”

Bupati Gebze juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada Presiden Jokowi yang telah membangun kota Merauke dengan sangat luar biasa.

“Kami pemerintah dan seluruh stake holder menyampaikan terima kasih kepada Presiden yang sudah membangun daerah ini, juga kepada TNI Polri yang sudah menjaga, mengayomi, humanis melakukan pendekatan dialogis kepada masyarakat dengan hati bijaksana sesuai tribrata dan sapta marga,” ucapnya.

“Bahwa pesan kedamaian cinta kasih terhadap sesama manusia kita mulai dari ujung timur Indonesia ini,” ucapnya lagi.

Miniatur Indonesia
Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya deklarasi cinta damai oleh pemerintah kabupaten Merauke.

“Mudah mudahan deklarasi cinta damai ini menjadi model miniatur dari seluruh Indonesia sebab seluruh etnis ada disini. Luar biasa dengan seluruh masyarakat nusantara dan pemerintah mereka duduk berkumpul sepanjang waktu. Sehingga sejarah,  Merauke adalah kota yang tidak pernah kita dengar ada berita yang terkait situasi gangguan keamanan,” kata Ngabalin yang mengaku kunjungannya ke Merauke direspon positif Presiden Joko Widodo.

Menurut dia, mengukur Indonesia dari segi keberagaman, keamanan itu ada di Merauke. “Kalau mau liat aman damai, Papua mau seperti apapun keadaannya kalau Merauke masih teduh, matahari masih terbit dari Merauke,” ujarnya
 (Andi/Frida)
Facebook Comments Box