Ketua GRI Jokowi-Amin Wilayah Papua Nomensen Bleskadit saat menggelar jumpa pers akhir pekan lalu di Jayapura.

JAYAPURA (PB.COM)-Sesuai agenda, Jokowi dan Ma’aruf Amin akan dilantik pada Minggu (20/10/2019) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RepubIik Indonesia periode 2019-2024.

Menjelang pelantikan ini, Ketua Gerakan Relawan Indonesia (GRI) Jokowi-Amin Wilayah Papua Nomensen Bleskadit meminta TNI-Polri menjaga keamanan bangsa agar tetap kondusif dari gangguan kelompok-kelompok yang berencana menggagalkan agenda kebangsaan itu.

Sebab Bleskadit menilai situasi demonstrasi berturut-turut yang digelar mahasiswa dan para pelajar pada akhir bulan September hingga awal Oktober menolak revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUUKHP) di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan diboncengi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang melancarkan skenario untuk menggagalkan pelantikan itu.

“Selain itu, hal ini juga menunjukan bahwa telah terjadi penghianatan amanat rakyat terutama para Anggota DPR RI Periode 2014 -2019. Mengapa sudah di akhir masa jabatannya memaksakan kehendaknya? PadahalĀ  sepanjang lima tahun lalu hingga berakhirnya masa jabatan, tidak dilakukan pembahasan secara bersama antara eksekutif dan legislatif. Waktunya tersedia cukup namun tidak dilakukan. Pertanyaannya, mereka ini kerjannya apa selama lima tahun lalu,” kata Bleskadit saat menggelar jumpa pers akhir pekan lalu di Jayapura.

Menurut Bleskadit, rancangan produk hukum yang dihasilkan DPR RI itu menunjukkan adanya pemaksaan kehendak pribadi para wakil rakyat dan partai politik tempat dimana mereka bernaung. Oleh karena itu, ia menghimbau agar cara-cara berdemontsrasi dengan merusak fasilitas umum dihentikan karena tindakan itu merugikan kepentingan umum.

“Demo berunjung anarkis melebar kemana-mana bisa berujung konflik. Aparat keamanan harus menindak tegas para demonstran dan perusuh jika jelang pelantikan sepekan lagi ini ada demo lagi. Tidak ada yang alergi dengan demonstrasi. Demonstrasi juga penting sebagai salah satu alat kontrol pembangunan, tetapi harus santun,” katanya.

Bleskadit menambahkan, pemerintah membutuhkan kondisi bangsa yang kondusif untuk membangun negari ini. Ia juga mengingatkan, sesungguhnya ada kelompok atau orang-orang yang berada dalam lingkaran kekuasaan ikut bermain memperkeruh suasana.

“Mereka memanfaatkan situasi ini untuk mencari nama, posisi dan lain-lain mengingat sebentar lagi jabatan mereka akan berakhir pada tanggal 20 Oktober 2019. Kami percaya bahwa bapak Jokowi Pasti punya catatan sendiri,” katanya.

Pada kesempatan itu, Bleskadit menilai kondisi keamanan di Papua secara umum sudah berangsur-angsur membaik. Oleh karena itu, ia meminta para elit politik di Jakarta jangan ikut bermain atau memancing di air keruh.

“Kami percaya bahwa Presiden Jokowi bisa menyelesaikannya dengan pendekatan budaya pada setiap kebijakan- kebijakan ke depan. Juga harus mengedepankan dialog dengan berbagai kelompok lapisan masyarakat sehingga bisa menjadi lebih baik,” tutupnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box