Kepada Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) BPS Provinsi Papua Eko Mardiana menuturkan, besarnya kontraksi ini terutama disebabkan oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan produksi cukup dalam hingga mencapai minus 38,31 persen.
Menurut Eko, hal ini terjadi sebagai akibat adanya masa transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) ke lokasi penambangan bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
Dia menjelaskan selain pertambangan dan penggalian, kategori yang mengalami pertumbuhan negatif lainnya adalah pertanian kehutanan-perikanan, industri pengolahan-pengadaan air serta pengelolaan sampah limbah-daur ulang.
Sedangkan pada industri pengolahan, lanjut Eko, penurunan terjadi pada industri kayu dan barang dari kayu serta industri makanan juga minuman, selain itu terjadinya kerusuhan di beberapa daerah di Papua juga cukup mempengaruhi pada kontraksj pertumbuhan kategori ini. (Andi/Frida)