Kondisi lingkungan RSUD Jayapura yang sedang dalam penataan. Gambar diambil Rabu (27/11/2019).

JAYAPURA (PB.COM)—Plt. Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai M.Kes mengingatkan agar seluruh pasien, pengunjung dan karyawannya untuk tidak boleh lagi membuang ludah pinang dan merokok di areal rumah sakit. Sebab selain tidak higienis, perilaku itu membuat rumah sakit terkesan seperti pasar dan jorok di mata publik.

“Saya siap keluarkan aturannya. Saya sudah bertekad, apapun alasannya, rumah sakit harus berubah. Masyarakat yang datang berobat tak boleh makan pinang dan rokok. Kalau tidak saya minta Brimob tembak kakinya. Ini bukan gertakan. Bila perlu saya bawa anak panah dan saya panah semua, tikus, anjing yang berkeliaran dan juga siapapun yang melawan aturan,” tegas Aloysius, Kamis (28/11/2019) di RSUD Jayapura.

Menurut Aloysius, saat ini pihaknya sedang membangun pagar keliling demi kenyamanan pasien untuk berobat dan keamanan aktivitas pelayanan oleh petugas kesehatan. Oleh karena itu, ke depan, akses keluar masuk hanya akan melalui satu pintu.

Plt Direktur Aloysius Giyai saat meninjau pembangunan gedung-gedung.

“Nanti saya akan MoU dengan pihak ketiga atur security. Jika pagar selesai maka pintu akses hanya satu. Bagi Ketua RT RW, saya sudah sampaikan bahwa jalan samping akan kami tutup. Lalu taksi hanya putar sampai di kamar jenazah. Kita kembalikan suasana rumah sakit ini sebagai harapan hidup mereka, dengan taman hijau, air mancur, dan burung berkicau. Ini penyembuhan psikologis,” urainya.

Dampak dari penataan lingkungan itu, kata Aloysius, sejumlah pedagang harus pindah sejak Juli 2019 lalu. Pihaknya merelokasi mereka dengan membangun Pusat Bisnis dua lantai untuk aktivitas para pedagang kios, warung, Apotik dan ATM.

“Sejak awal kami lakukan pendekatan kepada pemilik warung, apotik, kios ATM saat kami tata lingkungan. Terima kasih mereka dukung kami untuk lakukan pemindahan. Semua kami siapkan gedung yang bagus dan prioritaskan Orang Asli Papua. Ke depan tak boleh ada lagi penjual kaki lima berkeliaran lagi,” katanya.

Kondisi lingkungan RSUD Jayapura yang sedang dalam penataan. Gambar diambil Rabu (27/11/2019).

“Saya sudah sampaikan bahwa air dan listrik yang dipakai dari rumah sakit selama ini akan diputuskan. Supaya anggarannya efisien dan dananya dialihkan beli obat-obatan atau bahan habis pakai. Limbah kami sudah olah sesuai standar juga sampah. Jadi masyarakat sekitar tak perlu takut,” tutupnya.

Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay George Awi mengatakan RSUD Jayapura di masa Pemerintahan Hindia Belanda pernah menjadi rumah sakit terbaik di kawasan Pasifik. Seluruh areal rumah sakit tampah hijau dengan rumput dan pepohonan. Kini kondisi ini berubah drastis. Lingkungan tampak sesak dengan bangunan dan berdebu. Tak ada pohon-pohon dan taman.

“Saya selama ini jarang ke rumah sakit ini karena kotor. Tapi sekarang di masa dr Alo ini luar biasa, ada perubahan besar. Lingkungan mulai ditata. Anak Alo ini seorang pemimpin yang bekerja dengan hati. Banyak orang pintar tapi kalau kerja tidak dengan hati, tidak akan tanggung jawab,” tegas Awi. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box