Intelektual suku Mee Menase Kadepa, SE, M.Si

DEIYAI (PB.COM) – Kerja keras Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deiyai  bebas dari virus Corona atau Covid-19 melalui dinas kesehatan diapresiasi Menase Kadepa, SE, M.Si, salah satu intelektual suku Mee.

Menase, ASN yang menduduki jabatan sebagai Kasubag Bina Administrasi Pemerintahan Kampung dan Kelurahan pada Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi Papua melihat sejumlah langkah yang dilakukan Kepala Dinas Kesehatan Deiyai Kornelis Pakage, S.KM, M.Kes.

Tim gugus tugas Covid-19 Deiyai.

Di antaranya membentuk lima tim gugus tugas Covid-19 di wilayah itu yakni tim sosialisasi dan advokasi Covid-19 kepada warga Tigi dengan cara pelayanan dari rumah ke rumah guna mengajari pencegahan Covid-19 dan perilaku hidup bersih dan sehat di setiap pekan dua kali di tiga distrik sekitar Danau Tigi.

“Penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum seperti rumah warga seminggu dua kali. Lalu dibentuk juga tim posko induk. Bentuk tim doa agar kita diberkati oleh Tuhan. Pembatasan jalur perhubungan dari Timika – Deiyai, juga jalur laut dan posko di RSU Pratama,” ujar Kadepa, Minggu (3/5/2020).

Tim melakukan penyemprotan disinfektan di rumah-rumah warga.

Namun lebih dari itu, Dinkes Deiyai juga mendatangkan alat kesehatan (alkes) dai luar Papua dengan cepat dan telah dibagikan kepada semua posko juga di posko terpadu kilometer 100 dan BLU RSUD Nabire dan kepada masyarakat Deiyai. “Pembentukan posko pencegahan Covid-19 di tingkat kampung, pemeriksaan suhu tubuh dari rumah ke rumah,” katanya.

Kadepa juga menilai, Kadinkes Deiyai mampu memengaruhi stakeholder lainnya dan telah bekerja sama antarkabupaten di Meepago; Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya.

“Jadi Kadinkes Deiyai, pak Kornelis Pakage ini seorang yang visioner dan teladan untuk Meepago, Papua, Indonesia dan dunia,” katanya memuji.

Menurut dia, hingga hari ini Kabupaten Deiyai telah bebas dari Covid-19 termasuk Dogiyai dan Paniai. “Kami apresiasi buat Kadinkes Deiyai menjadi promotor pencegahan wilayah adat Meepago. Kaulah yang terpanggil untuk melayani, bukan untuk dilayani sesuai visimu di bangku pendidikan yakni panggilanku bukan untukku namun untuk kepentingan orang banyak,” ungkapnya.

Ia berpesan agar tepat sayangi rakyat kecil dengan hati yaitu perbuatan tangan, bukan dengan kata-kata. Ia juga memberikan sebuah ayat dari Alkitab Efesus 6:7, “Kerja bukan untuk manusia tetapi untuk Tuhan”. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box