Tim relawan khusus pemakaman jenazah Covid-19 dari UP2KP saat menurunkan peti jenazah PDP ke liang kubur, Rabu (27/05/2020) siang di Pemakaman Khusus Covid di Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua.

 

JAYAPURA (PB.COM)Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Jayapura Nofdi J. Rampi, S.Sos, MM menegaskan bahwa keluhan dari petugas pemakaman dan keluarga korban tentang molornya proses pemakaman salah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Rabu (27/05/2020) di Pemakaman Buper Waena adalah murni miskomunikasi.

“Tadi info (terkait jenazah yang mau dikuburkan ini) masuk ke saya, jam setengah 11, bapa catat setengah 11. Saya sudah membina komunikasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura bahwa ketika ada informasi masuk, saya punya persiapan itu paling cepat 2-3 jam. Sebab saya harus kumpulkan anak-anak, karena mereka tinggal di beberapa tempat berbeda. Kemudian, alat itu naik ke armada truk dibawa dari Kantor Walikota ke Pemakaman Buper. Kebetulan tadi BBM solar dari alat itu menipis jadi harus isi dulu,” kata Nofdi menjawab papuabangkit.com, Rabu petang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Jayapura Nofdi J. Rampi, S.Sos, MM (Foto: Dharapos)

 

Menurutnya, pihaknya sama sekali tidak lalai atau kurang tanggap dalam insiden tadi. Sebab ia sudah sepakat dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura bahwa sesudah informasi yang diterima dari rumah sakit tentang rencana pemakaman, minimal mereka butuh 2-3 jam untuk persiapan pemakaman.

“Jadi mestinya jenazah jangan naik dulu. Jadi jenazah sudah naik duluan baru kasih info kami. Jadi komunikasi saja yang agak kurang baik tadi,” katanya.

Soal adanya usul agar para petugas di UPTDP Pemakaman bisa diinapkan di salah satu tempat khusus di daerah Waena, hal itu sebaiknya disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Covid Kota Jayapura.

“Saya setuju mereka dikumpulkan satu tempat dan standby, tapi itu kembali ke Tim Gugus Tugas karena menyangkut anggaran. Tetapi sebetulnya dulu saya sudah berpikir alat itu standby di atas (pemakaman Buper). Cuma ada keraguan kami alat itu jangan sampai dirusakkan, sehingga kami selalu bawa ke kantor. Jadi sekali lagi ini misskomunikasi dengan kami. Mekanismesnya bukan begitu,” tegasnya.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya selalu melayani permintaan bahkan hingga tengah malam. Kadang, sehari bisa terjadi penguburan hingga 3 orang. “Jadi tidak ada masalah sepanjang koordinasi dan komunikasinya baik,” tutupnya.

 Penguburan Molor 4 Jam

Sebagaimana diberitakan UP2KPNews, Tim relawan khusus pemakaman jenazah Covid-19 dari Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) menyesalkan sikap petugas pemakaman dari UPTD Pemakaman pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Jayapura yang lamban bekerja sehingga penguburan salah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Pemakaman Khusus Covid di Buper Waena, Distrik Heram pada Rabu (27/05/2020), molor hingga empat jam.

Tim relawan khusus pemakaman jenazah Covid-19 dari UP2KP saat memantau proses penggalian liang makam bagi PDP yang meninggal, Rabu (27/05/2020) siang di Pemakaman Khusus Covid di Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua.

 

“Kami sudah bawa jenazah tiba di lokasi pemakaman Buper sejak jam 10 pagi. Tetapi kubur belum digali. Petugas pemakaman dari Dinas PUPR Kota Jayapura belum ada, khususnya yang biasa gali kubur dengan alat berat, Mereka terlambat datang sehingga kita kubur jam 2 siang,” kata Ali Fidmatan, salah seorang anggota Tim penguburan Jenazah Covid dari UP2KP, Rabu (27/05/2020).

Menurut Ali, akibat molornya penguburan lantaran liang kubur yang belum siap, keluarga dari pasien yang meninggal sempat ribut dan bersitegang dengan relawan dari UP2KP. Tetapi berkat penjelasan dan pendekatan persuasif dengan mereka, akhirnya keluarga bisa menerima.

“Kami tim relawan pemakaman khusus Covid Papua dari UP2KP meminta Pemerintah Kota Jayapura, dalam hal ini Walikota dan Dinas PUPR, secara khusus kepala UPTD Pemakaman agar bisa mengevaluasi kinerja stafnya. Ini bukan satu kali kami lihat kejadian seperti ini. Sudah beberapa kali terjadi dimana saat jenazah terkait Covid dibawa datang, kubur belum siap. Kasihan dengan keluarga, merasa tidak dihargai,” tegasnya.

Untuk itu, Ali  berharap dinas terkait menempatkan tim khusus penggali kubur dan operator alat berat di salah satu lokasi khusus di daerah Waena sehingga ketika ada pasien Covid yang meninggal mereka bergerak lebih cepat untuk mulai bekerja.

“Sementara alat berat itu ada di Entrop, gerak ke Waena butuh waktu jadi banyak waktu cukup terbuang,” katanya.

Tim pemakaman dari UP2KP beristirahat menunggu petugas penggali kubur yang datang terlambat.

 

Tim pemakaman Covid dari UP2KP bersama petugas dari RS Dian Harapan dikawal anggota Pospol Heram, bergerak dari rumah sakit sejak Pkl. 09.30 untuk memakamkan salah seorang pasien berinisial (YM), pria yang beralamat di Jalan Proyek Waena yang meninggal Selasa (26/05/2020) petang.

Berdasarkan Rapid Test, PDP yang meninggal ini menunjukkkan hasil reaktif. Sementara swab-nya sedang dalam pemeriksaan di Litbangkes Papua. Saat datang ke rumah sakit, ia sudah mengalami penurunan kesadaran karena ada komorbid sehingga meninggal beberapa jam kemudian.

Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) mengatakan bahwa terkait penguburan PDP dan pasien Covid di Kota Jayapura sudah ada kesepakatan bahwa tugas pemulazaran jenazah adalah tanggung jawab rumah sakit tempat dimana dia dirawat. Kemudian, yang bertugas membawa jenazah adalah Unit Reaksi Cepat (URC) Polres Jayapura Kota dan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP). Sedangkan yang menyediakan tempat pemakaman adalah Dinas PUPR Kota Jayapura.

“Terkait insiden tadi, ya itu hanya miskomunikasi. Kami akan evaluasi agar koordinasinya lebih baik ke depan. Soal usulan penempatan mereka (petugas pemakaman dari Dinas PUPR) ada di satu hotel khusus untuk mempermudah pelayanan, ke depan akan kami pertimbangkan,” kata Sumule. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box