Rapat koordinasi wilayah TPIP Sulawesi, Maluku dan Papua dan rapat high level meeting TPID Provinsi Papua, Kamis (25/6/2020).

JAYAPURA (PB.COM) – Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Muhammad Musa’d mengatakan meskipun di tengah pandemi Covid-19, provinsi paling timur Indonesia ini mampu menekan inflasi dari sebelumnya 0,45 persen (April) menjadi 0,30.

“Ini satu upaya kolaborasi antara pemerintah provinsi dengan Bank Indonesia serta komponen lain dengan melakukan agenda, salah satunya memastikan pasokan stok kebutuhan terjamin,” ungkapnya kepada wartawan di Jayapura usai menghadiri rapat koordinasi wilayah TPIP Sulawesi, Maluku dan Papua dan rapat high level meeting TPID Provinsi Papua, Kamis (25/6/2020).

Menurutnya, keberhasilan menekan laju inflasi terebut disebab beberapa faktor seperti memastikan bahwa pasokan stok terjamin.

“Pada Mei lalu kita bisa memastikan stok sembako terjamin walaupun kebutuhan kita meningkat seperti adanya pembagian Bansos yang haru kita bagikan kepada masyarakat,” terangnya.

Hal tersebut menyebabkan stok kebutuhan pokok hingga saat ini tetap aman dan terkendali seperti beras dan beberapa komoditas lain seperti telur dan gula tapi bisa diatasi.

“Serta kita juga memastikan tidak ada peningkatan harga, hal ini kita bisa tekan inflasi,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga menyatakan untuk menjaga Inflasi di kawasan timur Indonesia, perlu ada kerjasama antar daerah yang dimulai dengan pemetaan surplus devisit setiap komoditas yang ada di daerah masing-masing daerah.

“Kerjasama daerah ini memerlukan konektivitas sehingga harapanya inflasi di kawasan timur bisa memberikan kobtribusi positif terhadap nasional,” jelasnya.

Ia akui, dampak dari pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi terutama soal produksi bagaimana bisa berlangsung, sebab ancaman ke depan terhadap pangan sangat besar.

“Ini merupakan pekerjaan rumah kita, sebab daerah yang merupakan surplus pangan mencoba menahan untuk tidak dibagikan ke daerah lain,” katanya.

“Misalnya besar dari Vietnam akan berupaya untuk mencukupi dulu karena kuatir apabila produksi terganggu. Nah, makanya perlu adanya pengembangam potensi-potensi yang ada di daerah, salah satunya pangan lokal,” lanjut Musa’ad.

Di samping itu, ujar ia, festival kuliner juga perlu dilakukan secara intens agar para petani tidak hanya tinggal diam di rumah saja.

“Intinya di tengah pandemi seperti saat ini produksi harus tetap jalan, jangan sampai semua tinggal di rumah karena dampaknya akan sangat besar,” tambahnya. (Toding)

Facebook Comments Box