Gedung RSUD Jayapura.

JAYAPURA (PB.COM) – Manajemen RSUD Jayapura tidak akan melakukan pemotongan hak bagi seluruh tenaga medis yang tidak masuk kerja akibat terinfeksi Covid-19 maupun yang menjalani karantina mandiri di rumah.

Direktur RSUD Jayapura, Aloysius Giyai kepada wartawan di Jayapura, Rabu (8/7/2020) menegaskan akan membayar 100 persen Uang Lauk Pauk (ULP) maupun Tambahan Penghasilan (TPP) tenaga medis.

“Dari awal saya sudah kasih tahu mereka yang ada penyakit penyertaan tidak boleh masuk kerja, ULP dan TPP saya pertaruhkan 100 persen dibayar, tapi mereka kepala batu dikira ULP dan TPP dipotong, sehingga paksa masuk kerja,” tegasnya.

Terutama bagi tenaga medis yang telah berkorban dan menjadi pahlawan dalam memberikan pelayanan, kata Giyai, tidak akan dilakukan pemotongan.

“Ini kan protokol dari kementerian kesehatan sudah jelas, tetapi karena memaksakan masuk kerja, kepala batu akhirnya terpapar,” katanya.

Ia mengatakan, tenaga medis yang dianjurkan istirahat di rumah karena adanya penyakit penyertaan justru tidak memaksa masuk kerja.

“Yang kita anjurkan istirahat di rumah, ko justru masuk kerja, takut TPB dan ULP dipotong,” katanya lagi.

Sementara bagi tenaga medis maupun perawat yang terpapar maupun menjalani karantina mandiri di rumah akan masuk kerja kembali apabila kondisi sudah normal. “Petugas dinyatakan negative semua, baru mereka kembali masuk kerja,” ucapnya. (Toding)

Facebook Comments Box