Antrian masuk para penumpang yang hendak berangkat di Bandara Sentani, 12 Juli 2020.

 

JAYAPURA (PB.COM)—Angka kasus penderita Covid-19 di Provinsi Papua masih terus bertambah. Dalam dua pekan terakhir, terhitung sejak 27 Agustus hingga 10 September 2020, terdapat tambahan 644 kasus baru di Bumi Cenderawasih.

Sementara kebijakan adaptasi New Normal telah diberlakukan di seluruh Papua setelah Wali Kota Jayapura pada awal September mulai mengambil kebijakan untuk memperpanjang aktivitas ekonomi dari Pkl. 06.00 hingga Pkl 21.00 WIT. Dalam rencana, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka bagi SMP, SMA dan perkuliahan pun mau dimulai pekan ini. Dan jumlah penerbangan keluar masuk Papua pun terus bertambah menuju situasi normal.

Mencermati hal ini, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Jayapura Harold M. Pical, SKM.M.Kes menyarankan kepada Forkopimda di Provinsi Papua untuk mengkaji kembali sejumlah kebijakan di tengah pandemic ini. Utamanya, Harold meminta pemerintah daerah mengurangi jumlah penerbangan keluar masuk Papua.

“Kalau saran saya, sebaiknya dikurangi ya jumlah penerbangan yang keluar masuk Papua. Sebab ini jadi salah satu sebab juga terjadinya penyebaran kasus baru. Sementara sejumlah maskapai seperti Batik dan Sriwijaya sudah dengan penumpang full seat. Kalau penerbangan regional, antardaerah di Papua tidak apa-apa,” kata Harold Pical kepada papuabangkit.com melalui telepon selulernya, Kamis (10/09/2020) malam.

Update pekembangan kasus Covid-19 di Provinsi Papua per 10 September 2020.

 

Menurut Harold, jumlah penerbangan yang semakin banyak keluar masuk Papua dengan  kursi penumpang terisi penuh seperti masa normal membuat physical distancing tentu tidak dipatuhi lagi. Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah Provinsi Papua bersama Forkopimda bisa melakukan pertemuan untuk mengevaluasi kebijakan ini.

“Kami benar-benar kewalahan di pintu masuk untuk mengatur antrian penumpang. Areal sudah sempit, terus sekali masuk itu tiga pesawat ya kita kewalahan, apalagi dengan jumlah penumpang sudah mulai normal. Ini sangat berbahaya bagi penularan baru, apalagi rata-rata penumpang hanya dengan dokumen kesehatan hasil Rapid Test yang tidak menjamin dia bebas Covid,” tegas Harold.

Oleh karena itu, kata Harold, hanya ada dua pilihan yaitu menstopkan dulu penerbangan atau mengurangi jumlah penerbangan dari luar Papua. Apalagi, pihaknya di KKP dengan anggaran terbatas tidak bisa berbuat banyak dalam mengambil kebijakan, termasuk merekrut tenaga untuk mem-back up tenaga KKP yang ada.

“Mungkin dikurangi saja demi mendukung ekonomi, tidak distopkan total. Misalnya seminggu sekali, atau seminggu beberapa kali,” tutupnya.

Berdasarkan data Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, hingga Kamis, 10 September 2020 tercatat jumlah angka kumulatif kasus Covid di Bumi Cenderawasih menembus angka 4.264 kasus, dimana 3.384 (80 %) dinyatakan sembuh, 826 pasien (19 %) sedang menjalani perawatan medis, dan 54 orang (1 %) telah meninggal dunia. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box