Ketua Harian PB-PON Yunus Wonda memberikan keterangan pers di Sekretariat PB-PON XX 2021, Senin (19/10/2020).

JAYAPURA (PB.COM) – Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan permohonan maaaf kepada masyarakat karena tidak dapat menyaksikan langsung peresmian Stadion Lukas Enembe pada 23 Oktober 2020 sebab dilakukan secara virtual.

“Kami menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa melakukan acara peresmian Stadion Lukas Enembe dengan menghadirkan massa yang banyak.Kami sudah terus berdiskusi dengan pihak keamanan dalam hal ini Kapolda, namun kami tidak mendapatkan ruang untuk itu sehingga kegiatan peresmian diputuskan secara virtual,” kata Ketua Harian PB-PON Yunus Wonda kepada wartawan saat memberikan keterangan pers di Sekretariat PB-PON XX 2021, Senin (19/10/2020).

Kata Yunus Wonda, peresmian secara virtual dilakukan karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, dimana jumlah pasien positif terus meningkat di wilayah Jayapura yang merupakan ibukota Provinsi Papua.

“Kami minta seluruh masyarakat Papua untuk tidak berkecil hati, sebab meski tidak bisa menyaksikan langsung acara peresmian, namun masih bisa disaksikan melalui siaran tv yang akan disiarkan secara langsung,” pintanya.

Adapun rangkaian kegiatan tersebut, dimulai dengan peresmian sekaligus pergantian nama Stadion Papua Bangkit menjadi Lukas Enembe, peresmian dan pergantian Nama Bandara Sentani menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay.

Serta peluncuran buku jumlah Orang Asli Papua (OAP), KONI Papua akan menyampaikan progres persiapan Atlet PON, kesiapan Venue yang bersumber dari APBN dan APBD Papua dan acara puncaknya lounching hitung mundur 362 hari menurut perhelatan akbar PON XX Papua.

“Jadi semua kesiapan saat ini sedang dilakukan, dan sekali lagi saya sampaikan kami tidak bisa lakukan agenda yang melibatkan massa,” katanya.

Lanjutnya, saat kegiatan peresmian Gubenur Papua bersama forkompinda pastinya akan hadir di Stadion mengikuti rangkaian kegiatan. “Gubernur dan forkompinda sudah pasti hadir,” kata Yunus.

Selain itu, segala persiapan khususnya panitia yang terlibat, dipastikan telah mengikuti Rapid Tes sebagai salah satu syarat protocol kesehatan, termasuk para awak media.

“Intinya semua tetap ikut protocol kesehatan, kegiatan ini dilakukan terbuka secara virtual untuk masyarakat umum, sementara panitia yang terlibat dalam stadion wajib mematuhi protocol Covid “ jelasnya.

Terkait dengan anggaran peresmian stadion, menurut Yunus Wonda sifatnya tentatif. Hal itu dikarenakan adanya perubahan agenda yang sebelumnya melibatkan seluruh masyarakat Papua langsung di Stadion, namun selanjutnya beralih ke virtual dan live streaming.

“Jadi sampai hari ini  kami belum mendapatkan kepastian berapa anggaran yang diberikan, tapi prinsipnya kami lakukan dengan anggaran yang ada, dan ini juga terjadi perubahan dan di sesuaikan dengan situasi dan kondisi,” kata Yunus Wonda.

Sekadar diketahui, rangkaian kegiatan peresmian stadion sebelumnya dijadwalkan pada 20 Oktober dengan melibatkan seluruh masyarakat Papua.

Hanya saja, kegiatan tersebut diundur tiga hari setelah Pihak Polda Papua merekomendasikan kegiatan tersebut untuk tidak dilakukan secara terbuka, dan panitia mengagendakan kegiatan pada 23 Oktober secara virtual dan ditayangkan live streaming lewat TVRI dan Metro TV.

Selain peresmian dan pergantian nama Stadion Papua Bangkit, secara bersamaan juga akan dihelat pemberian nama Bandara Sentani menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay, peluncuran buku jumlah OAP (orang asli papua),  peresmian venue yang dibangun dari APBD Papua serta hitung mundur 362 hari menuju PON XX tahun 2021. (Toding)

Facebook Comments Box