SKetua STK Touye Paapa Deiyai, Oktovianus Marko Pekei saat membuka rapat senat terbuka.

 

DEIYAI (PB.COM)-Sekolah Tinggi Katolik (STK) Touye Paapaa Deiyai, Papua menggelar wisuda bagi 32 sarjana angkatan pertama tahun akademik 2019/2020, Jumat, (23/10/2020) di gedung Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi Waghete, Dekenat Tigi, Keuskupan Timika, Papua.

Acara wisuda dihadiri Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI Yohanes Bayu Samodro, Administrator Keuskupan Timika Pater Marthen Ekowaibii Kuayo, Pr, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yoweni, Sekretaris Daerah Deiyai Yan Giyai, Ketua  beserta beberapa anggota DPRD Deiyai dan Ketua DPRD Paniai Sem Nawipa serta sejumlah undangan.

Sebelum digelar wisuda pihaknya melaksanakan misa perutusan  dipimpin langsung oleh Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marten Kuayo, Pr didampingi belasan imam Katolik dan dua Diakon.

Dalam sidang senat terbuka saat wisuda, Ketua STK Touye Paapaa Deiyai, Oktovianus Marco Pekei mengatakan sebagai sebuah lembaga pendidikan yang baru, STK TP Deiyai menjalani aktivitas perkuliahan dalam segala keterbatasan, seperti sarana prasarana, tenaga pendidik hingga akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) hingga kini mendapat akreditasi C.

“Wisuda perdana ini menjadi tonggak penting STK Touye Paapaa dalam berkontribusi kepada masyarakat, maka penting bagi lulusan angkatan pertama ini untuk berperang aktif setelah lulus. Sebab STK ini didirikan atas inisiasi umat Katolik dari Dekenat Paniai dan Tigi. Sehingga kami harap, setiap paroki wajib mengutus lima orang mahasiswa baru. Kini status STK telah terakreditasi C dari badan akreditasi nasional,” ujar Pekei.

Ia berharap angkatan pertama sebagai angkatan uji coba agar dapat menjalankan peran dengan kontribusi dan kolaborasi dalam membangun negeri dan memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat.

Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu Samodro mengatakan, pentingnya menciptakan lulusan sarjana pendidikan Katolik yang handal di bidangnya. Kata dia, cabang ilmu pendidikan kateketik semakin berkembang seiring perkembangan zaman.

“Anda juga ada, Anda hidup di tengah masyarakat yang komplek agar kalian pendidikan tinggi belum merupakan jaminan akan diserap dalam lapangan kerja itu bisa diakibatkan karena banyak kompetensi. Maka sekali Anda masuk, janganlah berpaling ke belakang tetapi terus kembangkan potensi anda bahwa anda sudah selesai pada perguruan tinggi maka belajar sudah selesai hari ini,” ujarnya.

Menurut Yohanes, belajar merupakan pendidikan yang diproses seumur maka belajarlah seumur hidup. “Oleh karena itu, saya mengajak kepada anda senatiasa mengembangkan kemampuan dan ketrampilan. Mampu membuat hidup sejahtera dan melayani membahagiakan semakin membuat masyarakat sejahtera,” ujarnya.

Yosinta Giyai mewakili wisudawan/wati mengucapkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada pencetus STK serta para dosen yang telah diwisuda pada angkatan uji coba ini.

“Kami datang dari berbagai daerah untuk belajar menimba ilmu melayani, mewartakan dan menggembalakan untuk komunitas basis, sekolah maupun di gereja di wilayah Dekenat Paniai, Tigi, Kamuu Mapia dan Moni Puncak,” kata Giyai.

Yosinta mengakui bahwa kendala yang dihadapi pihaknya sejak awal masuk kuliah tahun 2014 ialah masih kurangnya fasilitas penunjang pendidikan seperti gedung, buku panduan, keterbatasan jaringan internet dan lainnya.

“Sehingga kami belajar dengan  modul yang ada. Jadi biasanya para dosen yang selalu membantu kami,” katanya. (Abeth You)

Facebook Comments Box