Gubernur Papua Lukas Enembe saat berbicara pada konferensi tahunan Green Climate Fund Task Force (GCF Task Force) di Caquate, Kolombia.

JAYAPURA (PB.COM)-Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP.MH menghadiri konferensi tahunan Green Climate Funds Task Force (GCF Task Force) di Caqueta, Kolombia, 1-3 Mei 2019. Gubernur hadir dalam konferensi ini sebagai pembicara pada sesi GCF Governor and Partners di kota Florencia. Sesi ini dihadiri oleh sekitar 50 gubernur dari seluruh dunia yang wilayahnya memiliki hutan tropis.

“Dari Indonesia, selain Papua ada juga Gubernur Klimantan Timur. Papua sebagai pemilik hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Amazon dan Kongo Bazin diundang sebagai pembicara dalm sesi pemerintah dan mitra GCF,” kata Gubernur Lukas Enembe di Phoenix, Amerika Serikat, Selasa (7/5/2019).

Dalam konferensi tersebut, Gubernur Enembe menyampaikan Papua sebagai pemilik hutan tropis siap berkontribusi sebagai paru-paru dunia.

“Papua siap menjaga 90 persen hutan tropisnya. Tapi kami butuh bantuan. Sebab menjaga hutan tidaklah mudah. Karena besarnya tantangan yang kita hadapi, seperti pembalakan hutan dan perkebunan skala besar yang masif di Papua,” ujar Lukas.

Namun Gubernur Lukas yakin cara masyarakat adat Papua memandang hutan sebagai “mama” merupakan satu kekuatan yang bisa berkontribusi dalam keberlanjutan hutan tropis Papua sekaligus menjaga Papua sebagai paru-paru dunia dan ketahanan iklim.

Menurutnya, sekitar 85 persen hutan di Papua masih utuh dan sekitar 90 persen masyarakat adat Papua yang tinggal di atau dekat hutan.

“Karena itu, kita ikut berkomitmen untuk pertumbuhan ekonomi hijau yang mengakui keberadaan masyarakat adat,” lanjutnya.

Usai berbicara pada forum tersebut, Gubernur Lukas mengajukan Papua sebagai tuan rumah konferensi selanjutnya. Pengajuan ini disetujui oleh forum GFC.

“Papua akan jadi tuan rumah GCF 2021 setelah salah satu negara di Afrika menjadi tuan rumah pada tahun 2020,” kata Gubernur Lukas.

GCF adalah platform global yang unik untuk menanggapi perubahan iklim dengan berinvestasi dalam pembangunan rendah emisi dan ketahanan iklim. GCF didirikan untuk membatasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di negara-negara berkembang, dan untuk membantu masyarakat rentan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang tidak dapat dihindari.

Mengingat urgensi dan keseriusan tantangan ini, GCF diberi mandat untuk memberikan kontribusi yang ambisius terhadap respons global terhadap iklim. (Gusty Masan Raya/PR)

Facebook Comments Box